Translate

BIJAK MENYIKAPI HOAX


BIJAK MENYIKAPI HOAX

          Tahun kelima setelah hijrah nabi, pasca Perang Bani Musthaliq. Saat itu muncul perselisihan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar terkait pembagian sumur air yang  menyebabkan Rasulullah marah mendengar pertikaian itu. Padahal beliau tidak pernah semarah itu sebelumnya.
            Apakah kalian mengucapkan kat-kata jahiliyah, sementara aku berada di tengah-tengah kalian? Tinggalkanlah karena sesungguhnya itu telah berlalu!” sabda Rasulullah.
            Pertikaian itu kemudian menimbulkan fitnah, tatkala seorang munafikun kemudian menyebarkan berita bohong dengan tujuan mengadu domba antara Ansha dan Muhajirin.
            Beruntung kemudian seorang pemuda bernama Zaid bin Arqam lalu menemui Rasulullah untuk mengabarkan hal itu. Untuk mengatasi fitnah ini, Rasul kemudian melakukan proses tabayyun (klarifikasi), yang kemudian Allah juga mengingatkan Rasulullah melalui surah Al Munafiqun ayat 1-8. Itulah sekelumit sejara Rasul, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Hisyam.
            Sungguh, bahwa sesungguhya berita bohong (hoax) dapat menyebabkan rusaknya silaturahim, bahkan dapat menyebabkan pertikaian yang sia-sia. Karena itulah, kaum muslim di perintahkan untuk berhati-hati dalam menyebarkan berita, dengan melakukan tabayyun dan memastikan kebenaran berita. Dan bukan itu saja, tentunya dengan menahan diri agar tidak menjadi sumber dari berita bohong, Walahua’lam.
           

Belum ada Komentar untuk "BIJAK MENYIKAPI HOAX"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel