Translate

Cerpen Remaja (Karena Fajar)

                                                 
 
KARENA FAJAR
                                                                           





   By: Shulis Shetya

Syakira sebut saja namanya. Gadis dengan paras wajah cantik yang selalu menjadi primadona di sekolahnya itu. Teman-temannya memanggilnya  Ira. Iya Ira  melanjutkan pendidikannya disalah satu SMA ternama dikota Bandung.
Ia berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Karena kedua orang tuanya selalu memanjakan putri semata wayangnya itu. Mereka selalu memenuhi apa yang menjadi keinginan Ira.Gaya hidup Ira sangatlah royal dan bebas.Tak jarang kedua orang tuanya dibuat kesal dan jengkel karena perilaku Ira. Sebab meskipun dia seorang perempuan,nakalnya bukan main. Orang tuanya kewalahan dengan perilaku putrinya tersebut.

Lanjut cerita, pagi itu seperti biasa,kedua orang tua Ira harus berangkat bekerja. Ibunya tak sempat mengurus keperluan Ira bahkan menyiapkan sarapan pagi untuknya. Segala urusan rumah diserahkan kepada Mbok Yem, pembantunya. Tak jarang Mbok Yem ke kamar Ira untuk membangunkan Ira, dan menyiapkan sarapan pagi untuknya.

"Non.. bangun non udah pagi , suara Mbok Yem membangunkan Ira"
"Aduh mbok, brisik tau mbok,,ganggu tidur aja"
"Nanti non terlambat berangkat sekolahnya"
"Libur sekolah Ira mbok, udah si mbok keluar aja, jawabnya dengan mata masih terpejam"
Selang satu jam,Ira terbangun dan betapa kagetnya menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Ia langsung nyolot dari tempat tidurnya, "Sialan bisa kena hukuman kalau telat kesekolah, ngedumelnya". Ira segera mandi dan bergegas ke sekolah.
   "Ira berangkat ya mbok , sarapan disekolah aja udah telat kesekolahnya (sambil lari teriak-teriak).
" Tadi bilangnya libur piye to non iki (menggelengkan kepala)"

Ira langsung tancap gas memburu waktu agar ia tidak terlambat. Sampai didepan gerbang sekolah, pintu gerbang udah setengah ditutup. Ira langsung nroboss masuk begitu saja.
Dalam hatinya ia (selamat gak jadi kena hukuman). Selang berapa menit, bel masuk berbunyi. Ira buru-buru masuk kelas.
"Ya ampun Ra, mepet kali datangmu, ucap Bela teman duduknya"
"Hehehe,aku bangun kesiangan. Toh juga belum telat, balasnya"
"Tau tuh si Ira,suka kebiasaan, sahut Desta"
"Udah gak usah pada ngedumel kalian"
 ****
 Pelajaran pun dimulai. Pak Toni menjelaskan materi mengenai sikap peduli sesama mahluk sosial. Banyak murid yang malas mendengarkan Pak Toni mengajar, karena terlalu monoton. Ira bahkan tidak memperhatikan gurunya itu, ia sibuk dengan ponselnya. Memang disetiap jam pelajaran ia suka begitu.  Begitu juga dengan Bela, Desta, dan Amel. Iya mereka bertiga satu genk dengan Ira. Kemana pergi selalu berempat. Hobinya pun suka bikin onar dan suka jaim.
Saat pelajaran Pak Toni, Ira dan Bela malah asyik ngobrol. Mereka tengah membicarakan Online Shop , yang menyediakan perlengkapan remaja yang lagi ngetren. Karena harga yang ditawarkan pass dengan kantong pelajar. Mereka bicara dengan suara yang lumayan keras.
"Lihat baju ini bel,lucu kali ya, ujar Ira"
"(Nengok ponselnya Ira) beli aja Ra"
"Bentar ini masih liat-liat juga"
"Kalau aku mah mau beli sepatu ini, mantapp, ucap Bela"

Tiba-tiba Pak Tono berhenti menjelaskan materi.Di pandangnya Ira dan Bela yang dari tadi ngoceh tidak henti-hentinya.

"Ira.... Belaa , panggil Pak Tono"
Mereka masih sibuk dengan ponselnya tanpa menghiraukan teguran gurunya itu. Pak Tono pun mendekati meja mereka dan memukul meja mereka.
"Kalian berdua itu ngobrol terus, main Hp terus, bapak ini sedang mengajar, tolong diam didengarkan. Kalian kalau mau bicara,sana diluar, ucap Pak ,Tono dengan sedikit marah"
"Yealahh Pak Tono, marah-marah mlulu, jawab Ira"
" Ira, bentak Pak Tono"
"Iya pak maaf maaf, ucap Ira"
"Masukkan Hp nya , dan dengarkan materi yang bapak jelaskan"

Pak Tono melanjutkan materinya. Tak lama bel pun berbunyi, pelajaran pun diakhiri. Pak Tono mempersilahkan murid-muridnya untuk beristirahat.
Ira dan ketiga temannya langsung ke kantin. Mereka memesan mie dan es teh manis. Kantin pas lagi rame, sehingga mereka tidak kebagian tempat duduk. Akhirnya mereka mengusir salah satu meja yang sedang ditempati Luna dan Ica. Siapapun takut dengan Ira dan genknya itu. Mereka tak berani melawan. Fajar yang melihat kelakuan Ira hanya menggelengkan kepala. Setelah makan, Ira dan geknya pergi ke kelas. Tak ada yang membuat bahagia Ira,kecuali dengan belanja,dan belanja  Online.

Bel masuk pun berbunyi. Pelajaran selanjutnya dimulai.Ira masih sibuk dengan ponselnya itu. Tampaknya ia sudah kecanduan belanja Online. Sampai-sampai disekolahpun ia sibuk mikirin belanja.
"Ira, panggil Bu Dina"
"Ada apa bu"
"Maju kedepan, ucap gurunya"
"(meletakkan ponselnya dan maju kedepan) ada apa bu"
"Berdiri di lapangan menghadap tiang bendera sampai pelajaran ibu selesai"
"Lah salah saya apa bu"
"Dari tadi ibu perhatiin kamu mainan ponsel,tidak mendengarkan materi ibu, sudah keluar tidak ada tapi-tapian"

Ira pun keluar dan berdiri menghadap tiang bendera. "Apes banget sih hari ini, udah panas suruh menghadap tiang bendera, ngedumelnya"
Fajar yang lewat,melihat Ira hanya tersenyum. Fajar memang tidak sekelas dengan Ira,cuma beda kelas. Tapi ia hafal betul kenapa Ira sering dihukum.Yang pasti karena perilakunya itu. Ira yang melihat Fajar sedang tersenyum memandangnya tampak semakin kesal.
"Apa liat-liat, pergi sana, ucap Ira"
"(Fajar hanya tersenyum dan pergi)"
Satu jam lebih Ira berdiri dibawah tiang bendera.
Bu Dina pun menyuruh Amel memanggil Ira untuk masuk kelas. "Akhirnya selesai juga hukuman ini,pegal semua rasanya badan(batinnya)". Bu Dina berpesan agar Ira tidak mengulangi kesalahannya tadi. Pelajaran selesai, murid-murid dipersilahkan berdo'a untuk pulang. Ira dan ketiga sahabatnya keluar kelas,sambil berbincang-bincang.
"Ira..Ira....gak capek apa kena hukuman terus? tanya Desta"
"Gurunya aja yang ngefans sama aku (sambil ketawa) makanya suka ngasih hukuman"
"( Memukulkan telapak tangan pelan ke jidat) Iraa Iraa"
"Yaudah ayo buruan pulang, saut Amel"
Sesampainya dirumah, Ira membanting ranselnya. Ia segera merebahkan tubuhnya yang penat di kasur empuknya. Setelah enakan Ira mandi dan keluar menuju meja makan.
"Mbok... Mbok Yem, panggil Ira"
Tetap belum ada jawaban dari Mbok Yem. "Kemana sih Mbok Yem, dipanggilin juga, belum muncul batang hidungnya, ngedumel"
Karena Mbok Yem gak datang-datang akhirnya Ira kembali ke kamar. Ira sibuk ngotak ngatik ponselnya. Akhirnya Ira menemukan ide cemerlang, untuk menghilangkan kebosanannya dirumah. Ira suka sekali nongkrong di Caffe bareng teman-temannya. Ira pun mengirim pesan kepada tiga sahabatnya itu. Mereka menyetujui ajakan Ira. Ya terkadang Ira memang suka nraktir ketiga sahabatnya itu.
Sekitar pukul 15:00 WIB, Ira bersiap-siap untuk pergi nongkrong di Caffe favoritnya itu.
"Non, mau kemana? tanya si mbok"
"Mau keluar bentar cari makan mbok. Mbok Yem sih dipanggil dari tadi gak dateng-dateng. Tadinya mau nanya si Mbok masak apa, aku mau makan laper, tapi Mbok Yem gak tau kemana. Yaudah aku mutusin mau makan di luar. Yaudah Mbok, buru-buru aku udah ditungguin temen aku"
"(Non Ira non Ira) dalam hatinya Mbok Yem)

Setengah jam kemudian sampailah Ira di tempat ia biasa nongkrong. Ketiga sahabatnya udah nyampe duluan. Ira meminta Bela memesan cemilan dan minuman untuk mereka berempat.
"Nanti kamu yang bayar ya Ra (sambil ketawa), canda Desta"
"Tenang, kan aku yang ngajak kalian, balasnya"
"Kita mau pulang jam berapa Ra, tanya Bela"
"Habis ini, kalian temenin aku beli baju di toko ujung jalan sana, OK. pintanya"
"Ira.. Iraa baju terus yang ada di pikiran mu itu,, tukas Amel"

Akhirnya setelah bosen nongkrong, Amel,Bela dan Desta menemani Ira membeli baju. Mereka langsung berangkat keburu malem. Sesampainya di toko tersebut, Ira langsung memilih baju yang cocok dengannya. Setelah dapet ia mengajak temannya pulang.

Adzan Maghrib,Ira baru sampe dirumah. Ayah dan Ibunya Ira sudah menunggu kepulangannya.
"Ehhhh Ayah Ibu udah pulang ya, sapa Ira"
"Bener-bener kamu ya, kerjaannya keluyuran terus. Ngabisin uang, belanja dan belanja, ayah Ira sedikit marah"
"Bener yang dibilang Ayah kamu nak, kamu itu perempuan gak baik sering kelayapan. Kamu harus hemat sayang, ucap ibunya"
" ( Ira hanya diam tak memperdulikan ocehan orang tuanya dan berjalan menuju kamarnya )"
"Bener-bener anak kamu itu buk, susah dibilangin. Masuk telinga kiri keluar telinga kanan nasihat kita. Gak ada berubah-berubahnya tu anak, ujar ayahnya"
"Ya sabar pak, namanya anak muda suka begitu. Nanti juga dia berubah, cakap ibunya"
*******

Malam semakin larut, Ira masih sibuk dengan ponselnya. Ia asik ngobrol ngalor ngidul dengan Bela. Entah apa yang tengah dibicarakan. Rasa kantuk masih belum mau mendekat dengan Ira. Barulah sekitar pukul 23:00 WIB ia merasakan kantuk. Ia tertidur pulas dengan ponsel yang masih digenggaman.

Esok paginya, Ira bangun lebih pagi. Ia sudah mandi dan bersiap-siap rapi untuk kesekolah. Di raihnya ransel dan keluar menuju ruang makan. Kebetulan orang tuanya masih ada dirumah.
"Pagi ayah, pagi ibu (dengan senyum manis) sapa Ira"
"Tumben udah bangun, biasanya juga masih tidur, tukas ayahnya"
"Hehehe sekali-kali sarapan bareng ayah ibu dong, ujarnya"

Mereka sarapan pagi bersama. Ayah dan ibunya berangkat lebih dulu dari Ira. Tak lupa Ira meminta tambahan uang saku kepada ayahnya. Ia mencium tangan ayah ibunya yang hendak bekerja. Selang berapa menit barulah ia berangkat sekolah. Seperti biasanya, ia selalu teriak-teriak ketika berpamitan dengan Mbok Yem.

"Akhirnya sampai sekolah juga, batin Ira" . Ia segera memakir motornya dan berjalan menuju kelas. Ia sempat berpapasan dengan Fajar. Iya Fajar adalah cowok terpopuler disekolahnya. Ia mudah bergaul dengan siapapun,karena keramahannya. Ia baik,dan rendah hati. Fajar juga sangat berprestasi dibidang akademik maupun non akademik. Selain itu ia terpilih menjadi ketua OSIS di SMA nya. Banyak cewek yang mengidolakannya.
Tapi Ira tidak ada ketertarikan dengan Fajar. Ia tidak pernah menyukai cowok seperti Fajar, itu yang ada dibenaknya.

Bel masuk berbunyi. Semua murid duduk rapi di mejanya masing-masing. Tampaknya semua murid sudah siap untuk menerima materi. Jam pelajaran pun berlangsung.Bu Yosi menjelaskan materinya dengan berdiri didepan kelas. Sambil memperhatikan apakah murindnya mendengarkan atau tidak.
Ira tidak memperhatikan sejak tadi. Ia sibuk dengan alat make up yang tadi dibawanya dari rumah. Bela sudah menasehati nya, agar ia memperhatikan. Tapi tetap saja ia tak mendengarkan. Bahkan setiap hari ada aja hal aneh yang dilakukan Ira. Tiba-tiba Bu Yosi memanggil Ira(menggelengkan kepala) untuk memberinya hukuman. Alhasil Ira disuruh membersihkan toilet sekolah.
Ira beranjak dari tempat duduknya,dan keluar kelas. "Malang kali lah nasibku, masak cewek secantik aku suruh bersihin toilet sih, ujarnya"
Ira pun membersihkan toilet untuk melaksanakan hukuman tersebut. Tak disengaja Fajar keluar dari toilet dan memperhatikan Ira. Ira kaget "Oh Tuhan kenapa harus ketemu dia lagi, bosan dach,, tukasnya dalam hati"
"Apa mau ngetawain, udah sana pergi ngapain masih disini"
"  (seperti biasa Fajar hanya tersenyum) tanpa berkata apapun"
 Fajar berjalan, pergi meninggalkan Ira.
Sambil ngebersihin toilet Ira ngomong-ngomong sendiri "Dasar tu orang tengil banget, aneh,blagu ..,  benciiiiiii..., kesalnya".
 Ira terus membersihkan toilet dengan keringat bercucuran di pelipisnya. Sudah kesal karena Fajar,ditambah ia kesal karena diejek Ela yang menyebutnya tukang OB toilet. Saking kesalnya Ira, dijambaknya rambut Ela. Mereka bertengkar hebat. Gerby yang tak sengaja melihat mereka sedang bertengkar,segera melaporkan ke ruang kepala sekolah.
Akhirnya Ira dan Ela dipanggil ke ruang kepsek. Kepala Sekolah meminta mereka menjelaskan apa penyebab mereka  bertengkar. Dan tetap Ira lah yang bersalah. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah peribahasa yang cocok untuknya. Iya Ira mendapat surat panggilan wali dari sekolah untuk diberikan kepada orang tuanya. Bukannya takut nantinya akan dimarahi orang tuanya,  Ira malah bersikap sangat santaii.

********

Sesampainya dirumah Ira langsung menuju ruang makan. Ia teriak-teriak memanggil Mbok Yem. Iya,Ira memang sudah terbiasa berbicara dengan suara keras, sulit untuk berkata lirih dan lemah lembut baginya.
"Mbok Yemmmmmmm..... (suaranya keras memanggil Mbok Yem yang sedang berada di dapur)"
"Ada apa non (keluar dari dapur lalu menghampiri Ira)"
"Mbok bikinin aku mie goreng dan es jeruk. Sekarang gak lama ya Mbok, pintanya"
Mbok Yem berjalan menuju dapur,membuat kan makanan dan minuman untuk Ira. Ia makan sangat lahap sekali,seperti orang tidak makan selama satu minggu.
"Non..pelan-pelan makanya, nasehat Mbok Nem"
"Udah keburu laper Mbok, ujarnya"
Dan setelah makan Ira masuk kamar,mandi berganti baju lalu tiduran dikasur. Sambil tiduran Ira bermain ponsel berguling kesana kemari. Iya sepertinya Ira tidak bisa jauh dari benda yang bernama Handphone itu.
"Emm bosan tiduran mlulu, cakap nya". Akhirnya ia menelpon Bela untuk mengajaknya pergi ke toko sepatu didekat alun-alun kota Bandung. Tidak lupa Amel dan Desta diajaknya. Mereka janjian dirumah Amel jam 15:20 WIB,udah harus nyampe sana. Iya kebiasaan Ira hanya menghambur-hamburkan uang, ia tidak bisa hidup hemat. Bahkan bisa dibilang setiap hari ia selalu pergi belanja.
Ira bersiap-siap untuk segera berangkat,takutnya orang tuanya keburu pulang. Ira sempat berpesan pada Mbok Yem utuk tidak memberitahu Ibu dan Ayahnya. Ira menyuruh Mbok Yem untuk berbohong ketika ditanya orang tuanya nanti.
"Mbok Ira keluar bentar, mau ketoko sepatu. Mbok Yem kalau ditanya Ira pergi kemana, jawab aja Ira belajar kelompok, Udah ya Mbok Ira berangkat... Daa Mbokk (berlari keluar rumah).
Ira langsung menyalakan mesin motornya dan segera tancap gass. Tidak sampai setengah jam ia tiba dirumah Amel. Mereka berempat langsung menuju ke toko tersebut. Mereka sibuk memilih sepatu yang cocok dengan hatinya. Hampir setengah jam mereka berada di toko sepatu itu. Setelah mendapatkan sepatu yang cocok mereka ke kasir dan langsung ke parkiran motor.
"Gimana kalau habis ini kita ke Caffe aja, nongkrong-nongkrong santai, ajak Ira"
"Wahhh ide cemerlang. Dirumah juga bosen gak ada kerjaan, sahut Desta"
Akhirnya mereka langsung pergi ke Caffe dimana ia biasa nongkrong. Sambil minum dan makan cemilan mereka ngomong ngalor ngidul. Mereka memang suka lupa waktu kalau udah kumpul bareng. Waktu sudah menunjukkan pukul 18:30 WIB, Ira dan ketiga sahabatnya masih asik nongkrong di Caffe. Tiba-tiba handphone Ira berdering. Ternyata pesan dari ibunya yang menyuruh ia untuk segera pulang,karena ayahnya sudah marah-marah sejak tadi, jelas ibunya.
"Bisa kena omel lagi nanti sampe rumah, katanya dalam hati". Akhirnya ia mengajak sahabatnya itu untuk pulang. Mereka mengiyakan ajakan Ira.

Tidak sampai satu jam Ira sudah sampe dirumah. Sudah diduga bahwa ayahnya akan memarahinya habis-habisan.
"Iraaaaa .... Bandel banget ayah bilangin. Sudah berapa kali ayah bilang sama kamu, jangan kelayapan pulang malem. Kamu itu perempuan. Malu di omong tetangga, marah ayahnya.
"Ayah.. Biarin tetangga ngomongin Ira. Nanti capek juga diem sendiri, jawabnya tenang"
"Benar kata ayahmu itu nak, gak baik dilihat tetangga. Kamu itu perempuan,jangan seperti laki-laki, saut ibunya"
Iya seperti biasa, ia tidak pernah mendengarkan ucapan orang tuanya. Pergi nylowong begitu saja. Ayah Ira sudah sangat kewalahan menghadapi perilaku Ira yang makin menjadi-jadi.
Keesokan paginya, saat sarapan bersama orang tuanya,ia ingat bahwa ada surat dari sekolah yang harus diberikan kepada orang tuanya. Ira kekamar mengambil surat tersebut dan memberikannya kepada ayahnya.
"Surat apa ini Ra, tanya ayahnya"
"Aku gak tau yah (sambil makan roti)"
Dibukanya surat tersebut dan dibaca ayahnya. Betapa kagetnya ayah Ira, karena surat tersebut berisi panggilan orang tua. Dan kepala sekolah meminta orang tuanya datang kesekolah hari ini.
"Kenapa kamu bisa dapat surat panggilan orang tua kesekolah!!!!. Jelaskan pada ayah, bentaknya ke Ira"
" (Dengan tenang Ira menjelaskan) ya kemarin Ira berantem sama temen Ira. Akhirnya dipanggil ke kepsek lah yah. Gurunya aja yang kebangetan"
"Iraaa... bener-bener kamu ya bikin malu orang tua. Kamu ini perempuan jangan seperti berandalan, tegas ayahnya"
"Udah ya, Ira berangkat sekolah dulu (menyalami ayah dan ibunya)"
"Bener-bener anak itu bu, susah sekali nurutnya, cakap ayah kepada ibunya Ira"

Akhirnya pagi itu, ayahnya Ira datang kesekolah menemui kepala sekolah. Kepala Sekolah meminta ayahnya Ira untuk mendidik putrinya dengan baik. Agar ia tidak berbuat yang demikian lagi. Kepala sekolah juga mengatakan kepada ayahnya Ira, bahwa guru" yang lainnya kewalahan dengan perilaku Ira. Setelah selesai ayahnya Ira langsung pergi ke kantor.

****
Disekolah saat jam istirahat, seperti biasanya Ira dan ketiga sahabatnya itu makan ke kantin. Dipojok kantin ia melihat Ica temen sekelasnya duduk disana. Rupanya ia juga memesan satu mangkok bakso dan es teh manis. Ira memutuskan untuk ngerjain Ica. Ia membisikkan rencana tersebut kepada sahabatnya itu. Mereka bertiga setuju-tuju aja. Akhirnya Ira mendekati pemilik kantin itu. Ia pura-pura meminjam gunting untuk membuka jajan yang dibelinya. Ketika pemilik kantin membuat es teh manis, ia menjalankan misinya. Di ambilnya cuka , dan diberikan yang cukup banyak ke baksonya Ica. Dalam hatinya rencananya berjalan lancar tanpa diketahui seorang pun. Namun Fajar tahu apa yang dilakukan Ira. Akhirnya, Fajar memutuskan untuk duduk dikantin. Ia ingin memastikan tidak akan terjadi apapun. Dan Fajar berniat nyamperin Ira nanti pulang sekolah. Dia hanya ingin menasehati Ira atas perbuatannya itu.
***
Iya setelah selesai membuat es teh manis,di antar nya bakso dan minuman itu ke mejanya Ica. Ira dan sahabatnya sudah tidak sabar melihat apa yang akan terjadi. Dimakanya bakso itu, tidak ada kejadian aneh sebelumnya. Tapi setelah menghabiskan makanan dan minuman tersebut, Ica terjatuh ke lantai. Diketahui rupanya Ica alergi dengan Cuka.
"Astaga, apa yang terjadi dengan Ica Ra, panik Bela"
"Udah palingan kekenyangan, udah kita pergi aja buruan, ajaknya"

Fajar yang melihat kejadian itu,langsung membawa Ica ke UKS. Beberapa menit kemudian Ica sadar. Dan kepala sekolah meminta orang tua Ica untuk menjemputnya pulang.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Ira dan genk nya itu langsung keluar menuju parkiran. Disana sudah ada Fajar yang menunggunya. Ia meminta sahabat Ira pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ada perlu apa,nyamperin segala. perasaan gak ada urusan sama situ, cakap nya"
"Ira... Apa yang kamu lakukan ke Ica tadi itu tidak baik. Kamu bisa membahayakan nyawa orang. Berhentilah untuk menjahili temanmu,kasian mereka tidak salah apapun denganmu(nasihatnya dengan suara lemah lembut)"
"Pak OSIS yang terhormat, bisa gak, gak usah ikut campur urusan orang. kurang kerjaan apa-apa nasehatin orang melulu, jawabnya kesal"
"Itu untuk kebaikanmu sendiri (pergi meninggalkan Ira)".

Ira merasa sangat kesal dengan Fajar. Ia selalu ikut campur urusannya.
*****

Malam harinya, Ira menyusun strategi untuk ngerjain Fajar. Ia mondar-mandir memikirkan rencana apa yang harus dijalankan untuk ngasih pelajaran ke Fajar, karena tadi siang udah sok-sokan nasehatin dia.
Ira pun mendapatkan ide kinclong untuk memberikan pelajaran ke Fajar. Ia tak sabar menunggu hari esok.
Ayam jantan berkokok ramai, Ira segera bangun untuk mandi dan bersiap ke sekolah. Dengan wajah ceria ia berangkat sekolah. Ia tidak sabar untuk sampai disekolah dan memberikan pelajaran kepada Ketua OSIS blagu itu.
Ira menyusun rencana tersebut bersama dengan temannya. Ketika sedang asik membicarakan rencana tersebut, Bu Andin masuk kelas. Pelajaran pun telah berjalan setengah jam. Tiba-tiba Ira membisikkan rencananya tadi ke Bela. Ia mengajak menjalankan misinya saat ini juga. Karena saat jam pelajaran berlangsung seperti ini, luar kelas sepi. Entah dari mana Ira mendapatkan ide tersebut. Akhirnya mereka berdua mencari alasan untuk pergi ke toilet. Ira dan Bela langsung menuju parkiran. Ia telah siap dengan rencananya untuk ngerjain Fajar. Ira dan Bela cepat-cepat menjalankan aksinya tersebut. Yha dengan menggemboskan kedua ban motornya Fajar,sampai tak ada angin yang tersisa.
"Yess, misi kita berhasil (Ira mengajak Toss dengan Bela). Biar tau rasa tu Pak OSIS (senyum sinis)"
"Ayuk buruan pergi,entar ada yang liat lagi, ajak Bela"
Ira merasa puas bisa ngerjain Fajar abis-abisan. Ia tidak sabar untuk menunggu waktu pulang sekolah. Pukul 14.00 WIB bel pulang berbunyi. Ira dan genknya itu cepet-cepet pergi ke parkiran. Ira tidak sabar melihat apa yang akan terjadi dengan Fajar.
Sesampainya di parkiran, Ira dan geknya tidak melihat Fajar ada disana. Yang ada hanya Bobi dan sepedanya yang sama seperti milik Fajar. Bobi sedang memijat-mijat ban motornya. Ira baru sadar bahwa memang motor Bobi sama  dengan Motornya Fajar. Dan alhasil Ira salah sasaran. (hahahaha)
"Kamprett sangat kampret kenapa bisa salah sasaran, rugi tenaga rugi waktu rugi pikiran, kesal Ira"
"Yaudah lah Ra, mau gimana lagi, memang belum nasib dia kena apes. Udah kita pulang aja, ajak Amel"

Ira pulang dengan perasaan sangat kecewa. Kenapa ia bisa gagal ngerjain bocah tengil itu,kesalnya dalam hati. Sampainya dirumah Ira mencari cara lain untuk bisa ngerjain Fajar. Ia memikirkan matang-matang rencananya itu, ia tak mau sampai gagal lagi.

******
Sore itu sekitar pukul 17:00 WIB, Ira baru bangun tidur. Perutnya keroncongan karena lapar. Ia bergegas mandi dan ke dapur untuk mengambil makanan. Setelah makan, ia kembali ke kamar.
Seperti biasanya ia selalu bermain handphone hingga larut malam. Kebiasaannya selalu mencari update perlengkapan wanita. Tidak ada bosan-bosanya ia berbelanja. Rasa kantuk mulai menyelimuti Ira. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur.

Esoknya disekolah, Ia meminta sahabatnya untuk mikirin bagaimana caranya ngerjain Fajar. Ia belum puas kalau belum ngerjain Pak OSIS tengil itu. Lagi asyiknya nyusun rencana, bel masuk bunyi. Mereka mengakhiri percakapan mereka. Beberapa menit kemudian Bu Lusi sebagai wali kelas menyampaikan informasi kepada muridnya.
"Anak-anak, besok diharapkan semua siswa memakai baju olahraga ya? Karena besok ada pertandingan futsal di sekolah kita. Kalian jangan lupa memberi support untuk tim futsal kita, ucap Bu Lusi"
"Iya bu (jawab murid serempak)".
Setelah mendengar berita itu,munculah ide yang top markotop dari Ira. Ya besok ia akan mencoba ngerjain Fajar, dan kali ini tidak boleh gagal.

 Sekitar pukul 13:00 WIB, semua siswa dipulangkan lebih awal dari biasanya mengingat besok ada acara disekolah Ira. Ira dan ketiga sahabatnya itu berniat mampir dulu ke Caffe biasa ia suka nongkrong. Seperti biasa, mereka ngobrol ngalor ngidul gak jelas, sampai lupa waktu.
"Ra,pulang yuk udah sore, ajak Desta"
"Yealah baru juga jam 4 sore, bentaran lag napa, jawabnya sambil asik main ponselnya"
"Iyalahh, balasnya"

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Tidak lupa Ira mampir ke apotik untuk membeli obat pencuci perut. Akhirnya,Ira sampai dirumah sekitar jam 5 sore. Ia berharap orang tuanya belum pulang dari bekerja. Tapi, tidak sesuai yang diharapkan. Ira keduluan orang tuanya. Seperti biasa ayah Ira selalu ngomel" kepadanya. Ira tetap bersikap bodoamat dan langsung pergi ke kamar.

Ira langsung mandi dan ikut makan malam bersama ayah ibunya. Di meja makan Ira senyum cengar-cengir, tak sabar membayangkan besok ngerjain si Fajar Fajar itu. Ibunya  yang sendari tadi memperhatikan Ira langsung bertanya padanya.
"Kenapa kamu senyum-senyum Ra, tanya ibunya"
"Enggak, enggak ada apa-apa bu, balasnya"

Ira mengakhiri makan malamnya, dan kembali ke kamar. Ia langsung tidur, tak sabar menunggu hari esok.
Hari yang di tunggu-tunggunya itu telah tiba. Ira dengan cerianya berangkat sekolah. Tak lupa ia membawa obat pencuci perut yang dibelinya kemarin.Saking senangnya, ia malas sarapan dirumah. Ia langsung berpamitan berangkat sekolah.
Yaa, sekitar puki 08.00 WIB, acara futsal antar sekolah lain akan dimulai. Semua murid diminta berkumpul dilapangan untuk memberikan support kepada tim futsal sekolahnya. Acara pun berlangsung sangat ramai sekali. Banyak cewek-cewek perempuan manggil-manggil  namanya Fajar untuk memberikan semangat padanya. Ira makin kesal mendengar teriakan cewek-cewek alay itu.
Ketiga sahabatnya di biarakan di lapangan menyaksikan futsal yang sedang berlangsung itu, dan ia akan menjalankan aksinya. Ira diam-diam pergi ke kantin untuk membeli sebotol minuman. Ira memasukkan obat pencuci perut kedalam minuman itu. Dia mencari akal, agar minuman itu bisa diterima Fajar. Akhirnya ia mencari Bobi yang akan disuruhnya memberikan minuman itu kepada Fajar.
"Bob, sini cepett...  panggil Ira"
"Ada apaan Ra"
"Nanti kamu kasih minuman ini ke Fajar, pas acara futsal selesai ya? Jangan bilang dari aku. Bilang aja kamu yang beliin, ucapnya"
"Owh iya iya, siapp".

Setelah selesai acara futsal, Bobi memberikan minuman itu untuk Fajar. Ia tidak curiga dari siapa minuman itu. Ia segera meminumnya sampai habis. Selang berapa menit kemudian, ia merasakan perutnya mules sekali. Ia segera berlari ke toilet. Berkali kali, ia keluar masuk toilet.

"Ngapain si Ra,kita njengoh disini, tanya Amel"
"Iya ni Ra, nunggu apaan.. saut Desta"
"Udah liat aja nanti, jawabnya"
"Lhoo lhooo Fajar kenapa itu,keluar masuk toilet, cakap Bela"
"Ya itu , yang aku mau liatin ke kalian. Aku berhasil ngerjain tu bocah (senyum penuh bahagia), jawab Ira"
"Hah,,itu ulah kamu Ra( kaget).Ya ampun Ra..Ra masak cowok sebaik dia kamu usilin juga. Dia kan gak salah apa-apa sama kamu.... Ucap Bela"
"Iya ni Ra. Kasian tau dia. Entar kalau dia tau dalang dari ini semua adalah  kamu, bisa diaduin ke kepsek kamu. Bisa-bisa dikasih surat teguran lagi atau bahkan kamu bisa ditendang dari sekolah ini, tukas Desta"
"Udah tenang aja, gak bakalan tau dia. Kalaupun dia tau, paling-paling juga ngasih nasehat doang. Sapa suruh suka ikut campur urusan orang. Udah pergi yuk biar tau rasa dia, ajak Ira".

*******
Bel sekolah telah berbunyi. Ira dan genk nya langsung keluar kelas. Sempat ia berpapasan dengan Fajar. Ira hanya menahan ketawa melihat kejadian tadi.
"Ehh Pak Ketua OSIS, sapa Amel"
"Fajar hanya tersenyum manis. Lalu beranjak pergi"
"Astagaaa.. Manis kali senyumnya , cakap Amel"
"Apa-apaan si Mel, pakek nyapa bocah tengil itu, ucap Ira"
"Kenapa si Ra? Dia baik,ramah lagi. Idola disekolah kita tauk, tukas Amel"
"Idola apaan, biasa aja, sahutnya"
"Ati-ati Ra entar kamu suka lagi sama dia, (canda Bela)"
"Gak bakalan mungkin( jawab Ira kesal). Udah kita pulang buruan"

Ira dan sahabatnya segera ke parkiran lalu tancap gas. Sesampainya dirumah Ira langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk. Dia merasa puas,karena berhasil ngerjain Fajar. Ira pun tertidur pulas sampe sore.
Malam harinya, ia makan bareng sama orang tuanya. Setelah makan Ira langsung balik ke kamar. Ia bermain ponsel sebentar,lalu tidur.
Besok adalah hari Libur. Akhirnya Ira bisa keluyuran dengan waktu yang panjang,pikirnya dalam hati. Pagi itu sekitar jam 08:00 WIB, Ira mandi dan bersiap-siap untuk pergi belanja. Iya Ira tidak bisa lepas dari hobinya itu.
Tak jarang,Ayah Ira setiap pulang selalu memarahinya. Tetap saja Ira tidak peduli dengan amarah ayahnya itu. Yang ada dibenaknya, bagaimana ia selalu hidup senang dengan barang-barang koleksinya itu.
Malam semakin larut. Seperti kebiasaan Ira yang tidak bosan-bosanya ngutik handphone sambil berguling kesana kemari,tanpa memperhatikan waktu. Kebiasaan Ira memang tidur larut malam.
Keesokan paginya, ia segera bangun dan mandi untuk berangkat sekolah.
Iya setelah menikmati libur akhir pekannya, ia harus kembali bersekolah seperti biasanya. Hari senin, adalah hari yang paling Ira benci. Pasalnya ia harus mengikuti upacara bendera yang sudah menjadi kewajiban di semua sekolah, termasuk sekolah Ira. Sekitar pukul 07:30 WIB, akhirnya upacara selesai. Ira beserta genknya itu langsung berlari menuju kelas, untuk beristirahat.
Oke Next....
Jam pelajaran akan segera dimulai. Sekitar 2 jam lebih Pak Bandi mengajarkan materi yang mengasah otak itu. Akhirnya pelajaran pun diakhiri,karena bel istirahat sudah berbunyi. Ira dan genknya langsung cusss untuk makan dikantin. Mereka langsung memesan makanan dan minuman. Di pojok kantin mereka duduk sambil menunggu pesanan mereka datang.
Tiba-tiba Ira ingin pergi ke Toilet. Di ajaknya Desta ke toilet untuk menemaninya.
Ketika akan pergi meninggalkan toilet, Ia melihat Ani masuk toilet. Akhirnya tibulah niat buruk Ira untuk mengusili Ani.
Ira mengunci pintu tersebut. Dari dalam toilet Ani berteriak-teriak meminta tolong. Ira tetap tidak memperdulikan teriakan Ani.
"Ra, kog dikunci pintunya kasian Ani, ucap Desta"
"Kek gak tau aku kamu (sambil tersenyum), udah buruan pergi biaran aja ia teriak-teriak.

Fajar yang tidak sengaja lewat disana, mendengar terikan dari dalam toilet.
Fajar segera menghampiri. Dibukakannya pintu toilet tersebut. Ani mengucapkan terimakasih kepada Fajar. Fajar tau siapa betul dalang dari ini siapa. Sudah bisa ketebak, pasti Ira yang nglakuin. Akhirnya ia nyamperin Ira.
"Ra, berhentilah mengusli teman-teman kamu. Mereka tidak bersalah sama sekali. Kenapa kamu nglakuin itu, ucap Fajar"
"4L. Lhoo Lagi Lhoo Lagi. Sibuk banget ngurusin hidup orang. Urus aja urusan mu , ketus Ira"
"Hmmmm(pergi ninggalin Ira dan genk nya)"

Ketiga sahabatnya itu menasehati Ira. Bahwa apa yang dibilang Fajar itu benar. Tetap saja Ira tidak mendegarkan nasehat tersebut. Ia sangat  acuh.
BeI telah berbunyi, Ira dan genknya berjalan menuju kelas. Sampai didepan kelasnya Fajar, Ia sempat bercekcok mulut dengan salah satu murid dari kelas tersebut. Iya memang kelas Ira bersebelahan dengan kelas Fajar.
Percekcokan pun tidak dapat dihindari,malah semakin menjadi-jadi. Ira tak terima dengan sindiran yang diberikan padanya. Akhirnya,Ira mendampar dan menjambak rambut cewek itu. Ketiga sahabatnya hanya diam menyaksikan kejadian tersebut. Fajar yang melihat kejadian tersebut,segera berlari menghampiri mereka.
"Berhenti!(Fajar berteriak tegas). Kalian itu seharusnya malu diliatin banyak orang. Kalian udah dewasa. Tidak ada gunanya kalian seperti ini(nasihatnya).
"Ikut campur melulu, saut Ira"
Ira dan genknya itu langsung pergi,dan masuk kelas mereka. Ia sangat kesal pada Fajar. Kenapa ia selalu sok-sokan udah yang paling baik.

********
Ketika pulang sekolah, dijalan tiba-tiba ban motornya Ira bocor. Ira sangat panik karena bengkel sangat jauh. Fajar yang tidak sengaja melihatnya berhenti menghampiri. Ia bermaksud ingin membantunya.
"Kenapa dengan motor mu Ra,tanya Fajar"
"(ketus jawabnya) gak liat ban nya bocor, pakek nanya"
"Biar aku bantu ya(sambil senyum).aku coba cari tukang bengkel dulu. Soalnya bengkel jauh dari sini. Kamu tunggu sini nanti aku balik lagi"
"mengangguk"
Sambil menunggu Fajar kembali, ia sempat nglamun. "Tidak seperti yang ada di fikiran ku. Ternyata Fajar baik hati,suka menolong. Padahal aku suka buat onar, ia tetap berbaik hati. Aku jadi ngrasa bersalah karena waktu itu sempat ngerjain dia. Aku harus minta maaf,, katanya dalam hati)".
Lamunannya buyar, karena Fajar menepuk bahunya. Ira langsung tersadar.
Fajar mengajak Ira duduk di bangku pinggir sana, sambil nunggu motornya jadi. Mereka asyik ngobrol ngalor ngidul. Mereka terlihat semakin akrab. Ira juga sempat meminta maaf kepada Fajar, karena waktu itu ia pernah ngusiliin dia. Untungnya Fajar berbaik hati mau memaafkan kesalahan Ira.
Tidak menunggu setengah jam, motornya sudah jadi. Ira mengucapkan terimakasih kepada Fajar, karena telah membantunya. Fajar hanya tersenyum dan mempersilahkan Ira untuk pulang.

Malam harinya Ira membayangkan kejadian tadi. Dia senyam-senyum sendiri." Astagaa,, aku tidak menyangka dengan kejadian tadi. Bisa duduk berdua,bahkan ngobrol dengan Fajar yang selalu ku juluk i tengil itu. Iya memang dia orangnya asik,baik pandai bergaul lagi. Disekolah ia juga paling unggul dari pada yang lain, memang tidak salah, ngedumel Ira".
Malam semakin larut. Ira mulai ngantuk sampai akhirnya tertidur pulas.

Pukul 06.30 WIB, Ira sudah berdandan rapi untuk pergi sekolah. Ia sarapan terlebih dahulu barulah ia berangkat. Akhirnya sampai juga ia disekolah.
Ia segera memarkir motornya ditempat parkir. Ternyata Fajar juga baru sampai. Tidak seperti biasanya Ira yang selalu ketus kepada Fajar, malah bersikap ramah dengannya. Iya mungkin karena kejadian kemarin.
Bel masuk berbunyi, Ira segera masuk kelas. Ia begitu bahagia rasanya.
Pelajaran pun dimulai, Ira nglamun sambil senyum-senyum sendiri,membayangkan Fajar. Ira sepertinya mulai menyukai Fajar. Karena sikapnya yang baik dan suka nasehatin dia.Bela yang memperhatikannya merasa ada yang aneh dengannya. Tidak seperti biasanya Ira seperti Itu.
"(Bela menepuk bahunya) Ra ngapain sih senyum-senyum sendiri. Orang di ajar juga"

"(Lamunannya buyar) Enggak...enggak ada apa-apa, balasnya"
"Gak ada apa kog nglamun sambil senyum-senyum. Udah gak waras apa, canda Bela"
" Iya aku lagi  jatuh cinta, belum tersampaikan membuat aku kek orang gila  hehehe"
"What(kaget) seorang Ira yang suka bikin onar,jaim mikirin cinta? Sejak kapan coba"
"Ya sejak sekarang inilah. Udah.. Udah keppo aja"

Akhirnya pelajaran pun berakhir. Perut Ira sangat keroncongan. Ia mengajak sahabatnya untuk makan dikantin.Seperti biasa, Mereka selalu duduk dipojok kantin. Disana ia melihat Fajar yang juga sedang makan.Tak jarang ia mencuri-curi pandangan ke arah Fajar. Sampai akhirnya Ira bengong memperhatikan Fajar.
"Ya Tuhan.. Apakah aku mulai suka dengannya. Rasanya tak karu-karuan hati ini, batinnya".  Tiba-tiba Amel membuyarkan bengongnya.
"Liaatin siapa si, ampe mlongoo gitu, ujar Amel".
"Eee..egakk.....egak liatin siapa-siapa, balasnya".
Setelah selesai makan mereka balik ke kelas. Mereka ngobrol ngalor ngidull. Tettttt...tettttttt....tettttttttt bel masuk berbunyi.
Pelajaran dimulai. Tidak seperti biasanya,Ira mau memperhatikan materi yang disampaikan Gurunya itu.
Akhirnya bel pulang berbunyi. Ira dan teman-temannya segera ke luar kelas. Sempat Ira berpapasan dengan Fajar. Fajar tersenyum dan Ira pun membalas senyumnya.

*****
Malam harinya,Ira kebayang senyumnya Fajar yang manis kepadanya. Dalam hatinya Ia benar-benar suka padanya. Dia tidak percaya,kenapa ia bisa suka sama cowok. Sebelumnya tidak ada cinta cintaan dibenaknya.

Hari demi hari Ia lewati. Setiap bertemu Fajar, jantungnya berdegup kencang. Ia juga selalu memperhatikan gerak-gerik Fajar tanpa sepengetahuannya. Ia begitu ingin mengutarakan perasaannya kepada Fajar.

Oke Next...
Pada suatu hari, Ira menceritakan perasaannya itu kepada ketiga sahabatnya.
"Kalian tau gak, sebenernya aku suka sama Fajar , ucapnya malu-malu".
" Apahhhhhhhhhhhh( Amel,Bela dan Desta menjawab sambil mlongoooo)".
"Ya....Iya aku suka sama Fajar".
"Kog bisa? Bagaimana ceritanya, sahut Bela".
"Panjang pokonya ceritanya. Kenapa bisa aku suka sama dia, jelas Ira"
"Tuhh bener kan ,ke makan omongan sendiri dia(ketawa). Dulu dia bilang gak suka sekarang jadi suka, ucap Bela"
"Ya kan itu dulu, cinta itu datangnya dadakan. Ya mana aku tau, sahut Ira"
"Apa mungkin Fajar juga suka sama kamu? Dia kan tau betul kamu orangnya gimana, ujar Desta"
"Ya pokoknya aku mau,Fajar tau perasaan ku terhadapnya"

Akhirnya sahabatnya memberikan saran, agar Ira berkata jujur kepada Fajar. Sahabatnya tau,kalau Fajar sedang tidak dekat dengan siapapun saat ini.

******

Besoknya, Ia memberanikan diri untuk menemui Fajar. Ira membawa secuil kertas untuk diberikan ke Fajar, karena Ira tidak berani mengatakan secara langsung. Diketahui bahwa Fajar sedang berada di perpustakaan. Ira dan sahabatnya langsung kesana. Ira masuk ke dalam, sementara sahabatnya nunggu diluar.
"Jar.. sapa Ira malu-malu"
"Ada apa Ra? Tumben nyamperin, tanya Fajar"
"Aaa...aaaa..ada yang mau aku sampein ke kamu"
"(Fajar berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Ira) mau nyampein apa?( sambil senyum)"
"(Tertunduk malu sambil memberikan secuil surat kepada Fajar) tolong dibaca, pinta Ira"
"(Fajar membalikkan badan dan membaca isi surat itu) #AKU SUKA KAMU, DAN AKU BERHARAP KITA BISA LEBIH DARI INI# (ia tersenyum membaca surat yang bertuliskan sangat jelas itu)".     "PERBAIKI DIRIMU". Dan nanti ketika kamu sudah yakin, temui aku, ucap Fajar"

Fajar pun berjalan meninggalkan Ira didalam. Sahabatnya segera masuk untuk menghampiri Ira dan menanyakan apa jawaban Fajar.
"Dijawab apa Ra barusan, tanya Bela"
" Fajar hanya bilang "PERBAIKI DIRIMU" dan ketika aku sudah yakin, aku boleh menemui dia"
"Itu doang jawabnya, singkat amat"
"Apa coba maksudnya dia ngomong gitu? tanya Ira"
"Mungkin sikap kamu itu yang harus kamu perbaiki Ra, sahut Desta"
"Sikapku ya wajar-wajar aja, apanya yang harus diperbaiki, tukas Ira"
"Ya Allah Ra..Ra masih belum paham juga. Sikapmu yang kemaren-kemaren itu harus kamu perbaiki. Kamu suka ngusiliin orang,bikin onar dan sebagainya itu yang harus kamu benahi. Mungkin karena itu Fajar belum ngasih jawaban yang pasti sama kamu, jelas Bela"
"Iya itu Ra.. Kamu harus berubah mulai sekarang, sahut Amel"
"Aku pasti berubah dan aku pasti bisa. Apapun akan aku lakukan untuk bisa mendapatkan jawaban darinya, ucap Ira"

Ya akhirnya Ira merenungi semua kesalahannya. Ia berjanji akan merubah dan memperbaiki semuanya. Ia bertekad untuk bisa menjadi lebih baik.
Hari demi hari,merubah perilaku Ira. Ia terlihat semakin baik kepada temannya yang lain, begitu juga dengan orang tuanya.

Ira juga meminta maaf kepada mereka yang pernah disakiti waktu itu.
Ketiga sahabat Ira begitu bangga karena Ira sudah berubah. Ia tidak seperti dulu lagi. Ira benar-benar membuktikan bahwa ia bisa berubah menjadi lebih baik. Fajar yang melihat kesungguhan Ira , hanya tersenyum kagum.


*****
Akhirnya, Ira pun bertekad menemui Fajar. Ia merasa sudah yakin apa yang pernah dikatakan Fajar waktu itu kepadanya. Ira mencari Fajar, dan ternyata ia sedang membaca buku di taman. Ira pun memberanikan diri kesana. Dan ketiga sahabatnya mengikuti dari belakang tanpa sepengetahuan Ira. Mereka bersembunyi disemak-semak untuk mendengarkan apa yang akan mereka bicarakan.
"Fajar... panggil Ira"
"(tetap duduk) Sudah paham apa maksudku? ucap Fajar"
"Aku paham apa maksud mu waktu itu. Aku sudah berusaha memperbaiki diriku. Sebisa ku, aku melakukannya. Dan akhirnya aku bisa melakukannya. Meskipun aku masih belum bisa dikatakan baik. Aku mengucapkan terimaksih untuk semuanya. Untuk perubahan yang ada pada diriku. Ini semua KARENA MU JAR.
"Lalu, apa yang kamu butuhkan lagi dariku?, Fajar mendekati Ira dan berdiri didepannya"
"(tertunduk) aku hanya ingin mengetahui apa jawabanmu. Aku sudah menantikan jawaban itu.Dan apapun keputusan mu akan aku terima"
"(meraih kedua tangan Ira) Aku sudah melihat kesungguhanmu. Aku menghargai usahamu. Dan maaf, tapi....?"
"Tapi apa jar? (Ira menanti kelanjutan ucapan Fajar)"

"Tapi aku tidak bisa menolakmu. Dan aku juga ingin kita bisa lebih dari ini( Fajar tersenyum)"
" (Ira tersenyum mendengar jawaban itu)"
Tiba-tiba ketiga sahabatnya nongol dari semak-semak.
"Owuhhhhh romantis... Cieeeeeeeeeee cieeeeeeeeeeeeee jadian, ucap ketiga sahabatnya"
"Kek lagi nonton Drama Korea, bikin baper.. sahut Bela"

 Ira dan Fajar hanya tersenyum bahagia mendengar ucapan itu. Tak lupa ketiga sahabatnya memberikan selamat atas mereka. Dan akhirnya mereka menjalani hubungan mereka dengan penuh suka cita.
                                                        :) :) :) :)
                                   
                                                  S E L E S A I

Nb:  *Seburuk apapun kamu dan kepribadian mu,Pada dasarnya kamu   adalah orang baik. Mungkin hanya saja, sebelum bertemu  dengan seseorang yang bisa merubah mu menjadi baik, kamu akan dihadapkan dengan banyak hal yang belum baik. Belum baikknya itulah bahan untuk menjadikanmu pada akhkirnya menjadi baik.
Karena pada dasarnya, Perempuan rela berubah menjadi  lebih baik, untuk mendapatkan laki-laki yang baik.
Dan laki-laki yang baik adalah Dia yang bisa menjadikan mu lebih baik dari sebelumnya*


 





.

Belum ada Komentar untuk "Cerpen Remaja (Karena Fajar)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel