Cerpen Remaja (Kabar Terakhir)
♪♪ KABAR TERAKHIR ♪♪
By: Shulis Shetya
Nanda sebut saja namanya. Gadis dengan hijab yang selalu melekat di kepalanya itu terlihat selalu anggun. Ia berkulit putih dan berparas wajah cantik. Ia memiliki sikap ramah dan baik hati kepada sesama. Ia juga mudah bergaul dengan siapa pun. Hobinya yang suka membaca buku membuat ia dijuluki sebagai kutu buku disekolahnya.
Ia tinggal disebuah komplek perumahan Mekar Arum tak jauh dari jalan raya. Suasana lingkungan yang asri dan nyaman membuat ia betah tinggal disana. Karena sebelumnya ia tinggal di kota yang sangat panas,kumuh dan jauh dari udara segar. Dan ditempat tinggalnnya yang baru ini, ia bisa menikmati suasan perumahan yang sejuk dan damai.
Pagi itu, Nanda segera bangun,mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Seperti biasa, sebelum berangkat ia sarapan terlebih dulu bersama Ayah dan ibunya. Ia berangkat sekolah selalu diantar Ayahnya, karena tempat ayahnya bekerja searah dengan sekolahannya. Sementara ibunya hanyalah ibu rumah tangga. Karena ayah Nanda tidak mengizinkan ibunya untuk pergi bekerja.
Pukul 06.30 WIB, sampailah Nanda disekolahnya. Tepatnya di SMA Bina Mulya ia melanjutkan pendidikannya. Salah satu SMA terpopuler dikota itu. Karena memang jumlah muridnya lebih unggul dari sekolah-sekolah lainnya.
Nanda berjalan pelan menuju ruang kelasnya sambil membaca buku. Dari belakang pundaknya tiba-tiba ditepuk pelan.
"Hey.. (Suara seorang wanita memanggilnya)"
"(Nanda menoleh) Maaf siapa ya?"
"Oh iya.. Kita belum sempat kenalan ya? Namaku Sisil dari kelas Biologi. Aku baru satu minggu disini. Embb iya.. Aku juga sering perhatiin kamu yang hobi baca buku kemana-mana(sambil tersenyum)"
"Aku Nanda dari kelas Fisika. Oh kamu siswi baru disini? Pantes baru lihat. Senang berkenalan dengan mu Sil"
"Semoga kita bisa jadi teman baik. Aku ke kelas duluan ya? Ucap Sisil"
"Ohh iyaa iyaa, balasnya"
Nanda segera menuju kelasnya. Ia duduk dimejanya sambil membaca buku. Suasana kelas masih sepi karena yang lain belum pada dateng. Ia sangat fokus membaca bukunya tersebut.
"Pagi Nan? Sapa Tata"
"Pagi juga Ta, balasnya"
"Pagi-Pagi udah rajin aja baca bukunya"
"(Nanda hanya tersenyum)"
"Yealah Nan, baca bukunya entar aja fokus amat. Temenin aku ke kelas sebelah ya? pintanya"
"Mau apa ke kelas sebelah Ta? tanyanya"
"Ini mau ngasih surat izin nya Edo sakit, jelas Tata"
Tata segera menutup bukunya Nanda dan menggandeng tangannya. Mereka berdua berjalan menuju kelas Biologi. Sesampainya dikelas Biologi Tata langsung memberikan surat itu ke anak kelas tersebut. Dan langsung mengajak Nanda kembali ke kelas.
Iya...Tata adalah teman sebangkunya. Ia sangat baik kepada Nanda. Nanda sudah menganggap Tata seperti saudaranya sendiri. Rumahnya Tata pun juga satu komplek tak jauh dengannya. Tak jarang mereka bermain bersama.
Suasana kelas makin gaduh. Banyak anak yang asik ngobrol,bercanda gurau. Nanda tetap tidak membuyarkan pikirannya dan tetap fokus membaca buku. Baginya, waktu adalah segalanya dan sangat berarti. Ia tidak ingin membuang sia-sia waktu luang itu. Ia gunakan sebaik-baik mungkin.
Pukul 07.00 WIB bel masuk berbunyi. Tak ada satu murid pun yang berbicara. Mereka diam ditempat duduk masing-masing. Tak lama kemudian Pak Jaki masuk kelas dan mempersilahkan untuk berdoa terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai. Pak Jaki menjelaskan materi dengan tenang dan santai. Ada anak satu dua yang mungkin tidak memperhatikan.
Akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Pak Jaki mengakhiri mengajar nya dan mempersilahkan untuk beristirahat. Nanda tetap saja duduk manis di mejanya sambil mengulang kembali pelajaran yang tadi diberikan. Ia memang lebih suka menghabiskan waktunya didalam kelas daripada diluar kelas.
"Keluar yuk Nan, bosen nih dikelas terus, ajak Tata"
"Aku dikelas aja, jawabnya"
"Yealah Nan, ayolah..baca buku entar aja dirumah, pinta Tata"
"Hemb iyaudah iya( tetap memegang buku)"
Akhirnya Tata mengajak Nanda untuk duduk di taman. Tata pergi sebentar membeli minuman untuk mereka berdua. Mereka duduk sambil bercerita penuh tawa. Nanda senang sekali ketika mendengarkan Tata bercerita. Ada saja yang Tata ceritakan kepadanya setiap hari.
Bel masuk pun telah berbunyi. Tata dan Nanda segera menuju ruang kelas mereka. Seperti kelas-kelas pada umumnya,saat guru belum masuk kelas, suasana kelas riuh bak pasar yang ramai penjual dan pembeli. Kurang lebih 10 menit barulah Bu Yosi masuk kelas dan duduk di meja nya.
Bu Yosi adalah guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dikelasnya. Ia termasuk guru yang paling disenangi kebanyakan siswa. Termasuk salah satunya Nanda. Karena satu bulan yang lalu ia terpilih untuk mewakili sekolahnya,mengikuti Olimpiade antar kabupaten.
Hampir 2 jam setengah Bu Yosi menyampaikan materinya. Tak terasa jam pulang sudah berbunyi. Nanda dan Tata segera membereskan bukunya dan memasukkan kedalam tas. Bu Yosi mempersilahkan berdoa terlebih dahulu sebelum pulang dan mengucapkan sampai bertemu lagi dilain hari.
Nanda dan Tata langsung berjalan keluar sekolah. Seperti biasanya Nanda selalu menunggu jemputannya didepan gerbang sekolah. Karena kedua orang tuanya tidak membolehkannya untuk mengendarai motor sendiri. Tak perlu menunggu terlalu lama, ibunya datang menjemputnya. Iya memang setiap ia pulang sekolah, ibunya yang selalu menjemputnya.
"Nan, mampir dulu ke toko seperti biasanya ya? Ada kebutuhan rumah yang udah habis dan mau ibu beli, ucap ibunya"
"Iya bu( jawabnya lembut)"
15 menit akhirnya mereka sampai ditoko tersebut. Ibunya segera memarkirkan motornya dan langsung mengajak Nanda masuk. Sembari ibunya membeli kebutuhan rumah, Nanda memilih-milih mencari cemilan yang ia sukai. Iya, Ia paling suka dengan cemilan kacang-kacangan atau yang berbau coklat. Tak lupa mengambil satu botol minuman kesukaannya.
Setelah selesai belanja, mereka melanjutkan perjalanan pulang. Sekitar 25 menit-an mereka baru sampai dirumah. Sesampainya dirumah Nanda segera menuju kamarnya mencuci muka,tangan dan kakinya kemudian berganti baju. Ia mengistirahatkan tubuhnya sebentar diatas kasur.
"Nan.. Nanda makan dulu nak? panggil ibunya"
Nanda segera menghampiri ibunya dan mengatakan bahwa ia belum lapar. Dan ingin tidur siang sebentar. Akhirnya Nanda kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya kembali di atas kasur. Tak lama berselang ia tertidur pulas. Barulah sekitar pukul 15.00 WIB ia bangun dari tidurnya. Ia segera bangun dan mencuci mukanya. Dan setelah itu membantu ibunya membersihkan rumah selama ibunya menyiapkan makan malam. Akhirnya ia selesai juga membereskan rumahnya dan segera mandi.
Setelah mandi, ia belajar sebentar sambil menikmati cemilan yang tadi dibelinya. Halaman demi halaman dibacanya. Dan ketika matanya dirasa telah lelah, ia menutup terlebih dahulu bukunya dan melanjutkan nanti malam.
Adzan maghrib berkumandang ditelinga. Nanda segera mengambil air wudhu dan ikut sholat maghrib berjamaah bersama ayah ibunya. Setelah itu barulah mereka makan malam bersama. Iyah, keluarga mereka terlihat sangat harmonis sekali. Nanda begitu menyayangi keluarga kecilnya itu.
"Nan.. Maaf ayah besok tidak bisa mengantarmu berangkat sekolah. Nanti, biar ibuk muu yang mengantarkan ya? cakap ayahnya"
"Memangnya kenapa yah? biasanya kan selalu ayah(sambil cemberut manja) "
"(Sambil mengusap jilbab dikepalanya Nanda) Nak..besok ayah harus berangkat kerja lebih pagi. Jadi,ayah tidak bisa mengantarkan mu. Udah jangan cemberut, nanti cantiknya hilang loh(menggoda putri kesayangannnya itu)"
"(Nanda hanya tersenyum manis memandang ayahnya)"
"Iyaa, biar ibuk saja yang mengantarkan mu sekali-kali berangkat sekolah. Masak ayah terus Nan,, tukas ibunya"
"Oke siapp bu boss(sambil ketawa) jawab Nanda"
Setelah selesai makan, ibunya meminta Nanda untuk belajar. Nanda langsung ke kamarnya. Ia membaca buku untuk pelajaran besok dan menyiapkannya agar tidak ada satu pun pelajaran yang tertinggal.
Malam semakin larut. Nanda masih sibuk dengan bukunya itu. Ia masih asyik membaca dan membaca. Nanda menengok jam yang berada dimeja belajar nya itu, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 21.15 WIB. Ia menyudahi belajarnya dan memilih untuk segera tidur. Sebelum tidur ia menggosok gigi terlebih dahulu dan mencuci kedua tangan beserta kakinya.
Pukul 04.30 WIB, Nanda sudah bangun. Ia merapikan tempat tidurnya. Dan langsung mengambil air wudhu untuk sholat subuh. Ia sempatkan untuk mengaji sebentar. Setelah selesai, Nanda langsung mandi dan berdandan serapi mungkin. Diambilnya tasnya dan keluar menuju meja makan. Ibunya telah menyiapkan sarapan pagi untuknya.
Nanda makan roti dan minum segelas susu. Setelah selesai, barulah ia diantar ibunya ke sekolah. Di perjalanan, Nanda asik bernyanyi-nyanyi lirih. Ibunya hanya tersenyum mendengarnya.
Tak sampai satu jam, Nanda sudah sampai di gerbang sekolah. Ia segera turun dari motornya. Sebelum masuk kesekolahan, ia mencium tangan ibunya terlebih dahulu barulah ia masuk. Ia segera ke kelas, karena jadwal piket nya adalah hari ini. Ia segera membereskan kelas serapi mungkin agar terasa nyaman nanti saat pelajaran berlangsung.
"Pagi Cantik( suara pria menyapanya)"
"Iyaa pagi Yog, balas Nanda lembut"
"Mau aku bantuin piket gak?"
"Emm..gak usah Yog. Makasih(sambil tersenyum manis), sahut Nanda"
"Alaa mak manis kali senyum kau Nan, klepek-klepek aku nak lihatnya(ketawa). Ya udah aku keluar ya, takut ganggu piket mu"
"(hanya diam tanpa menjawab)"
Iya, Yogi namanya. Ia teman sekelas Nanda. Yogi sebenarnya mengagumi Nanda secara diam-diam. Ia belum berani mengatakan perasaan nya itu kepada Nanda. Hanya sesekali terkadang, Yogi menggoda dia dengan candaan nya utuk membuat Nanda tersenyum.
Setelah selesai membereskan ruang kelas, ia duduk dimeja nya sembari membaca buku. Kelas mulai ramai dengan hadirnya siswa satu persatu. Terlihat Tata ngoss-ngossan duduk disamping Nanda.
"Kamu kenapa ngoss-nggossan begitu Taa?, tanya Nanda"
"Yaa aku pikir aku udah telat lah ya,makanya aku lari. Suasana diluar juga udah sepi. Echhhh... tau-taunya belum masuk juga nyampe kelas (jawabnya kesal"
"(mengambil minum dari tasnya) yaudah kamu minum dulu Ta( menyodorkan minuman)"
"Tau aja Nan aku lagi haus hehehe... Btw makasih ya? Temen paling baek and pengertian sedunia(ketawa)"
"(Nanda tersenyum)"
Tetttttt.....Tetttttttttttt...Tettttttttt...Tetttttttttt... Bel masuk telah berbunyi. Pelajaran pun akan segera dimulai. Semua murid telah rapi duduk di meja nya masing-masing. Tak lama berselang Guru pun masuk kelas.
"Pagi anak-anak, sapa Pak Nuhan"
"Pagi pakkkkkkk..., jawab murid kompak"
"Bapak minta, keluarkan selembar kertas dan alat tulis"
"Yah Pak Nuhan,, ulangan dadakan lagi pasti ini, ketus Rama"
"Iya nih Pak Nuhan, sukanya begitu, sahut Erna"
"Sudahh...jangan berisik. Dengarkan saja baik-baik soal dari bapak"
Pak Nuhan segera memberikan soal ulangan tersebut. Satu per satu soal dibacakan. Dengan lancar tanpa kebingungan,Nanda menjawab soal tersebut. Setelah selesai, Pak Nuhan meminta kertas lembar jawaban itu untuk dikumpulkan dan dikoreksi.
Pak Nuhan mengoreksi satu per satu jawaban masing-masing anak. Setelah selesai,hasil pun dibacakan Pak Nuhan. Nanda mendapatkan nilai terbaik dikelasnya. Tiba-tiba Topan berbicara keras.
"Amboiiiii...Amboiiii Nanda emang top markotop👍 tak salah lah, jika nanti aku pilih kau jadi pasangan hidupku.. Asyekkk(sambil ketawa)"
"Huuuuuuuuuuuuuuu, suara anak perempuan menyorak i Topan"
"Eh Pan.. Kamu nginggo pa halusinasi ya?(ketawa) mana mungkin Nanda mau? Ya gak Nan?, ucap Yogi"
"(Nanda hanya diam)"
"Bagaikan pungguk merindukan rembulan, peribahasa yang cocok buat kau itu pan, sahut Tata"
"Kalau aku pasti Nanda mau.. Hahahahaha, tukas Yogi"
"Huuuuuuuuuuuuuuuuu... Semua menyorak i Yogi"
"Bagaikan langit dan bumi.. Seperti air dan minyak dalam satu wadah tak mungkin bisa menyatu. Itulah peribahasa yang tepat untuk Topan dan Yogi, ucap Pak Nuhan(sambil tersenyum)
"Hahahaaha,,, masukk mah itu pak, sahut Elis"
"Udah..udah jangan berisik lagi anak-anak. Mengganggu kelas yang lain nanti, ucap Pak Nuhan"
Akhirnya,Pak Nuhan menyudahi mengajar nya hari ini dan meminta semua murid untuk tetap berada didalam kelas dan tidak ada satu anak pun yang keluar sebelum bel istirahat berbunyi. Barulah 15 menit kemudian jam istirahat berbunyi. Semua murid segera keluar kelas. Kecuali Tata dan Nanda.
"Nan, ke kantin yuk.. ajak Tata"
"Aku masih kenyang, kamu duluan aja. Aku mau ke perpus liat-liat buku, balasnya"
"Embb... Yaudah aku ke kantin yaa"
Tata berjalan ke luar meninggalkan Nanda. Nanda menyusul keluar kelas untuk pergi ke perpustakaan. Untuk sampai ke perpus, ia harus melewati kelas Biologi A,B, dan C. Karena memang perpustakaan berdekatan dengan kelas Biologi C.
Tak jarang banyak cowok yang memandang Nanda. Satu dua memanggil namanya. Tapi ia hanya diam tanpa menghiraukan. Akhirnya,sampailah ia di perpus. Suasana perpus lumayan rame. Nanda mencari buku untuk ia baca dan setelah mendapatkan ia duduk dan membacanya.
Disana juga ada beberapa orang cowok yang sedang mencari-cari buku. Nanda tidak mengenali satu pun diantara mereka. Ia juga tidak terlalu memperhatikan mereka. Ia fokus dengan buku yang ada didepannya itu.
Disamping itu ada suara anak cowok yang sedang bercakap-cakap tak jauh dari Nanda duduk. Nanda tetap fokus dengan bukunya itu tanpa menghiraukan suara tersebut.
Fian sebut saja namanya. Ketika ia sedang mencari buku, ia tak sengaja melihat Nanda. Ia bengong seketika melihat Nanda yang duduk di bangku sana. Mungkin karena wajahnya yang cantik dan anggun bisa memikat hati banyak cowok. Fian sangat terpesona dengannya. Disana Fian dengan jelas memandang Nanda tanpa sepengetahuannya. Tiba-tiba pundaknya ditepuk keras oleh salah seorang temannya. Fian kaget seketika.
"Hayohh,,bengong aja. Liatin apaan sampe segitunya, ucap Andi"
"Emm..emmm..enggak...enggak liatin apa apa, jawabnya"
"(Andi memandang ke arah meja tempat Nanda duduk) hallah paling juga mandang cewek cantik berjilbab itu.. Yakann ngaku aja broo hahahaha"
"Ya belum pernah aja liat dia apa ketemu dia"
"Itu Nanda, dari kelas Fisika. Masak belum tau juga si eluu broo..parah kacauu. Terkenal dia mah, nih ya udah cantik,pinter, baik lagi. Cowok mana yang gak suka coba? kayak aku ini. Emang dia sih katanya jarang keluar kelas, jelas Andi"
"Oh Nanda namanya. Namanya cantik secantik orangnya"
"Bisa aja luh An. Udah yuk ke kelas, bentar lagi bel masuk"
Fian dan Andi segera keluar perpus untuk ke kelas. Nanda masih duduk disana membaca buku. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Nanda segera mengembalikan buku tersebut ke tempat nya semula dan keluar menuju kelasnya.
Suasana kelas sangat berisik bak suara pahlawan sedang bertempur dimedan perang. Dan suasana kelas kembali tenang ketika guru sudah datang. Lama menunggu akhirnya Bu Meta masuk kelas. Langsung saja tanpa basa basi, pelajaran diberikan untuk menyingkat waktu.
Satu jam sudah Bu Meta mengajar dikelas. Tak terasa jam pulang sudah berbunyi. Bu Meta mempersilahkan berdoa untuk pulang.
"Nan, pulang duluan ya udah ditunggu aku, ucap Tata"
"Iya. hati-hati, balasnya"
Sebelum pulang, Nanda memeriksa terlebih dahulu semua bukunya. Takutnya ada yang belum dimasukkan kedalam tas. Barulah ia keluar kelas. Tak sengaja ia berpapasan dengan Fian yang tadi sewaktu di perpus memandangnya bengong. Nanda belum mengetahui namanya, karena baru bertemu dengannya hari ini.
"Hai Nan, sapa Fian"
"Hai.. Maaf siapa ya?"
"Fian dari kelas biologi sebelah, jawabnya"
"Hmbb..iya salam kenal(sambil senyum). Yaudah ya aku duluan"
"Oh iya iya"
Nanda berjalan meninggalkan Fian. Dan Fian masih berdiri bengong disana sambil bergumam dalam hati "Nanda..Nanda...cantik nya gak ke tulung kamu. Kenapa bidadari secantik kamu, baru ku lihat sekarang( diam sejenak)...... Hasss omong apaan aku ini". Fian langsung berjalan ke parkiran dan mengandarai motornya. Dijalan sempat ia melihat Nanda diboncengi Ibunya.
Nanda yang melihat Fian hanya bergumam dalam hati "Itu kan Fian. Baru pulang juga ternyata dia".
Akhirnya sampailah Nanda dirumah. Ia segera masuk kamar berganti baju lalu makan siang. Ia duduk diruang tamu menyalakan televisi sambil menikmati cemilan. Sesekali ia meneguk minuman kesukaannya.
Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk. Segera Nanda berjalan kearah pintu, untuk membukakan pintu tersebut. Dan ternyata Sisil dari kelas Biologi.
"Eh Sil.. Masuk-masuk(mempersilahkan masuk)"
"(Sisil masuk) maaf mengganggu ya Nan?"
"Egak kog,,silahkan duduk Sil. Aku buatin minum dulu ya sebentar"
Nanda berjalan ke dapur untuk membuatkan minuman. Ibunya menanyakan siapa tamunya. Dan Nanda mengatakan bahwa temannya satu sekolah yang datang. Segera Nanda keluar membawakan minuman dan cemilan untuk Sisil. Tak lupa ibunya mengikuti Nanda dari belakang.
"Silahkan diminum dan dimakan cemilannya nak, ucap ibunya Nanda"
"Iya bu. Terimakasih, ucap Sisil"
Lalu ibunya berjalan ke belakang meninggalakan mereka berdua.
"Kog tau rumah ku Sil?, tanya Nanda"
"Aku nanya Tata teman sebangku mu tadi hehehe"
"Kebetulan mau main kerumahku, ada perlu yah? tanya Nanda"
"Embb...aku mau kamu bantuin aku ngerjain PR ku Matematika. Besok harus dikumpulin. Dari dulu aku tidak paham dengan pelajaran matematika. Bisa tolong bantuin aku ya Nan..??"
"Iya iya. Bentar ya aku ke kamar dulu ambil buku ku. Kamu minum dan makan cemilannya dulu Sil"
"Iya Nan"
Nanda ke kamar untuk mengambil bukunya dan keluar membawa buku catatannya. Ia segera menghampiri Sisil dan langsung menanyakan tugas miliknya. Setelah Sisil memberitahukan tugasnya, Nanda langsung mengajari tugasnya dengan sangat hati-hati dan teliti.
Satu jam lamanaya, akhirnya tugas pun telah selesai. Sisil mengucapkan terimakasih kepada Nanda karena telah membatunya. Sisil langsung berpamitan untuk pulang karena hampir adzan maghrib.
Setelah itu, ibunya menyuruh Nanda segera mandi lalu sholat. Setelah selesai, Nanda ke dapur untuk membantu ibunya menyiapkan makan malam sambil menunggu ayahnya pulang bekerja.
Tak lama berselang ayahnya pulang bekerja. Ibunya menyuruh ayahnya Nanda beristirahat sebentar, mandi lalu sholat terlebih dahulu baru akan makan malam bersama. Sambil menunggu ayahnya dimeja makan, Nanda membaca-baca buku sebentar. Akhirnya ayahnya datang menghampiri meja makan dan memimpin berdoa sebelum menyantap hidangan dimeja makan. Semua nampak lahap menikmati makanan itu.
Dan setelah selesai, Nanda membantu ibunya membereskan meja makan. Dicucinya piring dan gelas yang kotor itu di dapur. Setelah selesai, ibunya menyuruh Nanda membuatkan secangkir kopi untuk teman ayah mengerjakan pekerjaannya. Diantaranya kopi tersebut dimeja kerja ayahnya. Nampak banyak berkas-berkas menumpuk dan berserakan disana. Ayahnya sibuk dengan laptop yang ada didepannya.
"Ayah.. Ini Nanda bawakan kopi panas untuk teman ayah bekerja"
"(melihat ke arah putrinya dan menghentikan aktivitasnya) Terimakasih ya sayang, ucap ayahnya"
"Yah,, apa besok ayah tidak mengantarkan ku pergi ke sekolah lagi?, tanyanya lembut"
"Kemungkinan begitu sayang ( sambil menyruput kopi buatan Nanda). Nanti kalau ayah sudah gak sibuk, pasti nganter kamu kesekolah lagi, jawab ayahnya"
"Hembbb iya deh iyaa, ujarnya"
"Yaudah Nanda sekarang ke kamar terus belajar, pinta ayahnya"
"Siap ayah"
Nanda ke luar dari meja kerja ayahnya dan langsung masuk kamar. Ia duduk dimeja belajarnya ditemani beberapa macam buku. Ia memilih satu buku yang ingin ia baca. Suasana malam semakin bisa dirasakan. Udara sangat dingin, dan angin bertiup sangat kencang. Mungkin sebentar lagi turun hujan. Itulah yang ada dibenak Nanda sekarang.
Tak lama berselang hujan pun turun deras. Nanda menyudahi belajarnya. Dibalik jendela kamarnya, ia menatap ke luar menyaksikan air hujan turun. Diambilnya segera selembar kertas dan bolpoin dimeja belajarnya. Ia duduk termenung menatap hujan.
♥ H U J A N.....
Aku begitu menyukai mu..
Aku ingin bisa seperti mu?
Memberikan manfaat kepada siapapun dengan tetesan air mu:)
Tanpa pernah membedakan apa,siapa dan dari mana semua berasal
Bagimu semua sama..
Bagimu semuanya layak menikmati arti hadirmu
Termasuk diriku
Dan aku belajar banyak hal darimu
Meski jatuh berkali-kali, engkau tidak pernah menyakiti
Bahkan siap kembali, meski harus jatuh berulang-ulang kali
Engkau menyadarkan ku..
Bahwa tinggi tidak selamanya berada di atas
Terkadang menjadi tinggi perlu juga belajar dari bawah
Apa maksudnya?
Asalkan memahami arti diciptakannnya diri ini♥
Setelah menuliskan selembar kata-kata itu, ia beranjak pergi dari jendela. Diletakkan selembar kertas itu di atas mejanya. Ia segera merebahkan tubuhnya di atas kasur kamarnya. Sampai akhirnya ia tertidur pulas.
Pagi-pagi sekali Nanda sudah bangun. Dirapikannya tempat tidurnya. Dibukanya jendela kamar agar udara segar dapat masuk ke kamarnya.
Nanda keluar ke halaman rumahnya melihat suasana pagi. Angin pagi menyapa lembut kulitnya. Ia berjalan-jalan sebentar menghirup udara segar yang belum tercemar polusi. Setelah dirasa cukup, ia kembali ke kamar untuk mandi lalu bersiap-siap ke sekolah.
Oke lanjut....
Setelah sarapan, ibunya mengantarkannya pergi kesekolah.
Pukul 06.40 WIB, Nanda sampai disekolah. Ia bersalaman dengan ibunya lalu berjalan menuju kelas. Suasana kelas cukup ramai. Banyak siswa yang sudah datang. Biasanya suasana kelas masih sepi ketika ia berangkat.
"Hey Nan,, makin cantik aja, ucap Yogi"
"Hmmmm, balas Nanda"
"Ilihhhh modus tu Yogi Nan, Buaya darat jangan didengerin(ketawa), sahut Edo"
"Hahaha emang Nanda cantik lah Do Tedoo, ketus Yogi"
"Hmm kalian berdua ini(sambil menggelengkan kepala)"
Nanda duduk di mejanya. Dan seperti biasa, ia mengisi waktu luang nya untuk membaca buku. Ia tidak ingin waktu kosongnya terbuang sia-sia. Tiba-tiba Topan datang dan langsung duduk disamping bangkunya Nanda.
"Nanda.., .panggil Topan"
"(menoleh kearah Topan) Apa Pan?, jawabnya lirih"
"Anuu Nan? Apa Yaa?( sok kebingungan)"
"Hmmm yaudah kalau gitu, ucap Nanda"
"Pulang sekolah main ya?, pinta Topan"
Belum sempat Nanda menjawab ajakan Topan,Yogi yang mendengar Topan berbicara seperti itu ke Nanda, langsung menghampiri mereka.
"Apa-apaan sih luh Pan, modusss kan? Supaya bisa deket-deket Nanda, kesal Yogi"
"Kenapa jadi loh yang sewott si bro! pacarnya Nanda juga bukan, ketus Topan"
Evi yang mendengar Yogi dan Topan sedang cecok segera menghampiri.
"Ohh my good.. Kalian berdua ini ya, masih pagi juga udah ribut. Kek kucing sama tikus ngrebutin tulang tauk. Belum tentu Nanda mau sama kutukumpret macam kalian. Ya gak Nan, ucap Evi"
"(Nanda hanya tersenyum)"
"Sana kalian berdua(Yogi dan Topan) ganggu Nanda aja, timpal Evi"
"Makasih ya Ev, ucap Nanda"
Suasana kelas sangat gaduhh. Suara demi suara silih berganti terdengar ditelinga. Tapi Nanda tetap tidak memperdulikan suara seperti pasar itu.
Tak lama berseling, Jam masuk berbunyi. Semua murid telah duduk rapi dengan buku pelajaran dan alat tulis dimeja nya masing-masing. Pak Riyan pun masuk kelas. Pak Riyan menyampaikan materinya sambil berjalan mengelilingi muridnya. Satu jam lebih guru tersebut berada disana untuk menyampaikan materi. Tiba-tiba bel berbunyi. Rupanya panggilan ketua kelas. Hasan sebagai ketua kelas langsung menghadap keruang kepala sekolah.
Kepala sekolah meminta masing-masing ketua kelas,untuk menyampaikan informasi bahwa 2 hari lagi akan diadakan pemilihan pemain drama. Diharapkan setiap kelas mencalonkan 5 orang anak yang akan dipilih sebagai pemain utama, dan tokoh lainnya.
Setelah selesai , pengumuman tersebut langsung diumumkan. Semua merasa senang dengan Drama yang akan diadakan.
Waktunya istirahat, kedua sahabat itu langsung pergi ke kantin. Tata memesan 2 mangkok bakso dan 2 es teh manis. Tak perlu menunggu lama, makanan dan minuman pun telah diantar ke mejanya. Yogi dan Brian meminta bergabung satu meja dengan mereka, dan Nanda tidak masalah.
Setelah makan, sempat mereka berbincang-bincang sebentar. Barulah kemudian Tata mengajak Nanda pergi. Ketika menuju kelas, Nanda sempat melewati salah satu kelas Biologi,dan ternyata kelasnya Fian. Setelah agak jauh,terdengar suara orang memanggilnya. Nanda tidak menghiraukan panggilan tersebut.
Sesampainya dikelas, Nanda langsung mengambil buku untuk dibacanya. Tata hanya duduk dan bermain ponsel miliknya.
"Nan, aku ke toilet bentar ya, ujarnya"
"Oh iya iya"
Ketika sedang fokus membaca, tiba-tiba Yogi mengagetkannya. Yogi langsung duduk disamping Nanda. Fian yang tak sengaja lewat didepan kelasnya, melihat kedekatan mereka. Tanpa berlama-lama memperhatikan mereka berdua, ia langsubg beranjak pergi.
Yogi memang sedang berusaha mendekati Nanda. Iya tahu, Nanda belum mempunyai pengisi hati. Dan Yogi pun sudah cukup lama menyukai Nanda. Makanya ia berusaha keras untuk bisa mendapatkan Nanda.
"Maaf ya Nan, tadi mengagetkan hahahaha.. Jantung mu gak cepot kan?, ucap Yogi"
"Iya gak pa-apa, balasnya lembut"
"(Nanda tetap fokus melanjutkan membacanya) Nan, jangan fokus-fokus lah ya, pinta Yogi"
"Hemmm....Apa lagi Yog"
"Kamu tau gak?"
"Tau apaaa?"
"Pelangi hari ini cantik ya?
"Hemm... Mana tau ada pelangi hari ini?"
"Emang gak ada,.. Tapi kamulah pelangi yang memberikan warna cantik dihidupku Nan, Hmmmmm, ucap Yogi"
Tata yang baru dari toilet dan mendengar gombalan Yogi kepada Nanda langsung nrobosss masuk begitu saja.
"Kutukumpretttt ya kamu, awas sampe berani godain Nanda! Aku sikat habis sisa tulang belulang tau rasa nanti, ucap Tata"
"Ehhh busyettt mak lampir.. Galak bener jadi orang, jawab Yogi"
"Bodoamat. Udah pergi sana, suruh Tata"
Yogi pun langsung keluar meninggalkan mereka berdua. Tata langsung duduk disamping Nanda sambil memainkan lagi ponselnya. Tak lama berseling bel masuk pun berbunyi. Setelah menunggu ± 5 menit, barulah Pak Edi masuk kelas.
Pak Edi adalah guru yang mengajar mata pelajaran Fisika dikelasnya. Sekaligus sebagai wali kelasnya. Pak Edi memulai pelajaran dengan menjelaskan materi demi materi. Semua murid terdiam memperhatikan Pak Edi yang mengajar.
Bel pulang pun berbunyi. Pak Edi mengakhiri mengajarnya hari ini. Nanda segera merapikan bukunya dan memasukkan kedalam tasnya. Tata segera menggandeng Nanda keluar kelas.
"Eh kamu udah dijemput itu Ta, ucap Nanda"
"Oh iya. Kamu gak papa aku tinggal sendiri? Apa sekalian mau bareng aku aja?, ajak Tata"
"Emm egak. Makasih Ta. Yaudah kamu pulang duluan, kasian udah ditunggui"
"Iya Nan, sampai jumpa besok"
"Oke... Hati-hati, ujar Nanda"
"Siappp Nan, balasnya"
Nanda pulang meninggalkan Nanda. Nanda duduk didepan gerbang sekolah sambil menunggu ibunya menjemputnya. Fian yang melihat Nanda langsung menghampirnya.
"Nan.. Belum pulang?"
"Iya, masih nunggu jemputan. Kamu kog baru keluar?"
"Oh tadi pulang nya agak telat. Apa mau aku antar pulang daripada nunggu lama disini?, tawar nya kepada Nanda"
"Makasih atas tawaranya. Bentar lagi nanti juga dateng"
"Oh yaudah aku pulang duluan ya?"
"Oh iya hati-hati An"
Hampir setengah jam Nanda menunggu, akhirnya ibunya datang menjemputnya. Ibunya meminta maaf, karena terlambat menjemputnya.
Nanda dan ibunya, segera berjalan untuk pulang. Sesampainya dirumah, Nanda langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Hingga akhirnya, ia tidur pulas, mungkin karena kecapean.
Sekitar pukul 16.00 WIB, Nanda terbangun dari tidurnya. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya. Diraihnya handuk dan langsung menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan sholat, Nanda menghampiri ibunya yang sedang masak di dapur. Ibunya meminta Nanda untuk membantu menyiapkan piring dan gelas dimeja makan.
Lalu setelah selesai sholat maghrib mereka makan malam bersama. Setelah makan,Nanda langsung pergi kekamar. Ia menyiapkan buku untuk mata pelajaran besok. Setelah itu segera tidur, karena badannya terasa capek. Ketika ia akan memejamkan matanya, ponselnya berdering. Diraihnya ponsel itu dan ia dapati Tata menelfonnya. Tata menanyakan apakah bukunya ikut terbawa oleh nya. Nanda mengatakan bahwa bukunya tidak ikut dibawanya.Tata menyudahi telfonnya dengan Nanda. Nanda pun langsung tidur.
*****
Sekitar pukul 06.35 WIB Nanda sudah berada disekolah. Sekolahpun belum terlihat begitu ramai. Ia berjalan melewati lapangan dan bertemu dengan Yogi dan Brian.
"Pagi Cantik, sapa Yogi"
"Pagi juga(sambil senyum manis), balas Nanda"
"Astaghfirullah,,, jantung ku,, Ya Allah(sambil memegang dadanya)"
"Kenapa kamu Yog, ucap Brian"
"Melihat bidadari di pagi hari dengan senyuman manis,, membuat jantungku degg degg serrrrr hehehehe"
"(Nanda hanya tersenyum)"
"Kampret luh Yog, kirain kenapa. Yaudah kita kekantin yuk. Cabut dulu ya Nan, ucap Brian"
Nanda langsung menuju ke ruang kelasnya. Sambil menunggu Tata datang, ia membuka-mbuka bukunya. Fian yang tak sengaja lewat didepan kelasnya, hanya tersenyum melihat Nanda. Entahlah, sejak pandangan pertama diperpus itu, ada perasaan yang berbeda. Entahlah perasaan itu belum jelas rasanya. Dan Fian pun langsung menuju kelasnya.
Seperti biasanya pukul 07.00 WIB bel masuk telah berbunyi. Semua murid telah siap menerima materi yang akan disampaikan nanti. Bu Metta pun sudah masuk kelas untuk memberikan materi. Jam demi jam telah berlalu, akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Seperti biasanya Nanda berada dikelas ketika Tata pergi makan dikantin. Merasa jenuh didalam kelas, akhirnya Nanda memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.
Ia berjalan menuju perpus. Ia sempat berpapasan dengan Sisil teman sekelas Fian. Sisil pun menyapa Nanda.
"Eh Nan, mau kemana? kog sendirian?, tanya Sisil"
"Iya, mau ke perpustakaan Sil. Mau ikut?, Nanda menawarinya"
"Ohh.. Aku mau Ke kantin ini hehehehe.... kebetulan laper banget. Yaudah ya Nan"
Nanda melanjutkan jalannya menju perpustakaan. Nanda mencari beberapa buku untuk dibawanya ke meja duduk. Nanda membawa buku sambil berjalan menunduk kebawah dengan cepat-cepat. Tiba-tiba ia terjatuh karena bertabrakan dengan seorang cowok. Segera dipungut ya buku tersebut, Tak lupa cowok itu membantunya juga. Nanda segera mendengakkan wajahnya kearah cowok tersebut.
"Fian, ucap Nanda"
"Maaf ya Nan, aku tidak sengaja menabrak mu tadi"
"Iya gak papa, salahku juga jalan gak liat-liat"
"Kita duduk disana aja yuk, ajak Fian"
"Oh iya iya"
Mereka akhirnya duduk berdua. Fian mengajak Nanda untuk ngobrol, meskipun Fian agak canggung. Rasanya hatinya berkecamuk tak karuan berada didekat Nanda. Cukup lama mereka ngobrol disana. Akhirnya bel masuk berbunyi. Mereka berdua segera ke luar dan berjalan ke kelas masing-masing.
Hari ini, jam kosong alias tidak ada mata pelajaran. Wali kelas meminta 5 orang anak untuk mencalonkan diri dalam pemilihan pemain Drama nanti. Nanda tidak berkeinginan sama sekali untuk mencalonkan dirinya, tapi banyak temannya yang mengusulkan dirinya untuk mejadi pemain Drama.
Setelah selesai, masing-masing ketua kelas, menyerahkan daftar siswa yang mencalonkan diri menjadi pemain Drama. Dan siapa yang terpilih nantinya,akan diumumkan besok di mading sekolah.
Pukul 13.00 WIB, sekolah dipulangkan lebih awal dari biasanya. Nanda bergegas merapikan bukunya, dan mengajak Tata untuk pulang. Kebetulan hari ini, Tata membawa motor sendiri kesekolah.Tata berniat untuk menawarkan tumpangan kepada Nanda.
"Nan.. pulang bareng aku aja ya? pintanya"
"Bawa motor sendiri hari ini Ta? tanyanya"
"Iya..soalnya pulangnya gak ada yang jemput nanti. Mau kan aku anter?"
"Kapan-kapan aja lah hehehehe... Lagian rumah kita gak searah cuma sekomplek. Entar bolak-balik lagi. Biar aku nunggu disini aja. Kamu hati-hati pulangnya"
"Yaudah kalau gitu. Sampai ketemu besok"
Tata pun pulang duluan. Sementara Nanda masih menunggu didepan gerbang sekolah. Susasa sekolah mulai sepi, hanya ada beberapa motor anak yang belum pulang terparkir di parkiran sekolah.
Langit semakin kehilangan cahaya nya. Seperti akan turun hujan. Ibunya Nanda belum juga menjemputnya. Hampir satu jam Nanda menunggu, akhirnya ia mendapati pesan dari ibunya bahwa ibunya akan telat menjemputnya. Tak lama berselang, tiba-tiba hujan pun turun dengan derasnya. Nanda berlari menuju teras sekolah. Seragamnya basah kuyup.
Ia duduk di teras sekolah sambil menunggu hujannya reda. Bukannya reda, hujan malah semakin turun deras. Terlihat beberapa anak keluar dari sebuah ruangan setelah mengikuti ekstrakurikuler Drum Band di sekolah nya.
Ternyata Fian juga ikut ekstrakurikuler itu. Ia yang melihat Nanda duduk sendirian dengan seragam basah kuyup,berjalan menghampirinya.
"Nanda, belum dijemput ya tadi?, tanyanya"
"Emm iyaa(sambil menggigil tubuhnya)"
Fian yang melihat Nanda basah kuyup kedinginan segera melepas jaket yang ia kenakan,untuk diberikan kepada Nanda.
"(Fian memberikan jaketnya) Pakai jaket ku Nan, ambilah, ucap Fian"
"Gak usah An, udah terlanjur basah kog. Gak papa kamu pakai aja"
Fian pun langsung menutup kan jaketnya ke badan Nanda, karena tadi Nanda menolaknya. Fian duduk disamping Nanda sambil menemaninya ngobrol. Ditengah hujan yang begitu lebat, Nanda tertawa bahagia mendengarkan cerita Fian. Fian yang melihat Nanda tertawa, menatapnya dalam-dalam. Terlihat wajahnya yang cantik dan tawa yang unik dari dirinya. Perlahan ia mulai bisa akrab dengan Nanda. Bahkan setiap didekat Nanda, jantung nya selalu berdegup kencang tak karuan.
Satu jam kemudian pun hujannya reda. Fian berniat mengantarkan Nanda pulang, karena ia belum juga dijemput ibunya. Akhirnya, Nanda menerima tawaran Fian tersebut. Fian dan Nanda berjalan menuju parkiran sekolah.
Diperjalanan, Nanda dan Fian berbincang-bincang sedikit untuk mencairkan suasana. Yogi yang tak sengaja melihat Nanda berboncengan dengan Fian merasa kesal. Bagaimana tidak, Nanda yang ia cintai dekat dengan cowok lain.
Akhirnya,sampailah Nanda dirumah. Ia menawarkan Fian untuk mampir terlebih dulu. Tapi Fian memilih untuk pulang. Nanda pun mengucapkan terimakasih ke Fian karena sudah mengantarkannya pulang. Ibunya Nanda yang melihat putrinya diantar cowok hanya tersenyum, karena sebelumnya ia tidak pernah diantar cowok pulang kerumah.
Nanda langsung masuk kamar dan meletakkan tas nya diatas meja. Ia segera mandi dan berganti baju. Setelah selesai ia membantingkan tubuhnya diatas kasur. Matanya tertuju ke jaket yang berada disampingnya. "Astagfirullah, jaketnya Fian terbawa olehku. Gimana bisa lupa tadi aku memberikannya. Dasar Nanda....Nanda" gumamnya.
Nanda segera meraih jaket itu dan mencucinya, agar bisa segera dikembalikan ke Fian. Setelah itu, Nanda kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur. Tiba-tiba ibunya masuk menghampiri Nanda.
"Makan dulu nak, ucap ibunya"
"Nanti saja bu, Nanda belum laper, jawabnya"
"(Ibunya tersenyum) Tadi yang nganterin kamu pulang itu, cowok mu ya?, tanya ibunya"
"Bukan lah bu. Dia temen sekolah ku, tapi beda kelas, jelas Nanda"
"Keliatannya dia anak baik. Nyatanya ia perhatian sama kamu. Ganteng,putih lagi anaknya, lanjut ibunya"
"Hmm ibu yaa"
"Emb yaudah nak, kamu istirahat dulu aja. Pasti kamu capek"
"Iya bu"
Di atas kasurnya, Nanda masih membayangkan kejadian tadi. Ia senyum-senyum sendirian. Lamunananya buyar seketika, teringat ada tugas yang harus dikumpulkan besok. Nanda segera bangun, dan mengerjakan PR tersebut.
*******
Keesokan paginya,ketika Nanda sampai disekolah banyak siswa yang berkumpul di mading sekolah. Nanda segera berjalan kesana untuk melihat kerumunan itu. Ternyata nama siswa, yang terpilih sebagai pemain Drama telah diumumkan di mading sekolah.
Betapa terkejutnya Nanda. Bagaimana mungkin ia menjadi pemain utama dan berpasangan dengan Fian. Ia tak percaya, jika harus bersama Fian. Ia segera pergi menuju kelasnya dan masih memikirkan itu. Banyak teman sekelasnya yang memberikan selamat untuk Nanda.
"Selamat ya Cinta .. atas terpilihnya kamu sebagai pemain utama dalam Drama. Apalagi berpasangan dengan Fian dari kelas Biologi sebelah, ucap Tata"
"Kenapa gak yang lain ya Ta, grutunya"
"Udahlah terima aja hehehe... Lagian siapa sih yang gak mau main peran bareng Fian, cowok ganteng itu, tukas Tata
"(Nanda hanya diam tanpa menjawab)"
Seperti biasanya, pelajaran selalu dimulai pukul 07.00 WIB. Pak Nuhan mengajar dengan santai. Materi demi materi diajarkan dengan teliti. 2 jam lamanya Pak Nuhan mengajar,akhirnya bel istirahat berbunyi. Pak Nuhan menyudahi mengajar nya dan mempersilahkan semua istirahat.
Tata mengatakan kepada Nanda, bahwa ia mau ke kantin dulu. Nanda pun mengiyakan. Nanda mengambil buku yang akan dibacanya nanti di taman sekolah. Nanda berjalan menuju taman dan duduk dengan santai disana.Yogi yang melihat Nanda ke arah taman, mencari cara untuk bisa mendekati Nabda. Tiba-tiba Yogi datang membawakan sebotol minuman dan disodorkan kepada Nanda.
"Boleh gabung kan? tanya Yogi"
"Duduk aja Yog,gak papa kog
"Nan..?"
"Iya ada apa?, jawabnya lembut"
"Kemarin pulang sekolah,kamu boncengan sama siapa?, tanya Yogi"
"Oh itu... Fian dari kelas Biologi sebelah. Emangnya kenapa?"
"Gak papa kog cuma nanya aja hehehe"
Fian yang tak sengaja melihat mereka berduaan di taman, timbul rasa cemburu. Ia selalu berfikiran kenapa Nanda seperti nya dekat dengan cowok itu. Fian sempat bertanya-tanya apakah itu cowoknya Nanda.Tapi rasanya itu tidak mungkin. Gumamnya Fian dalam hati.
Bel sekolah pun berbunyi, Nanda dan Yogi berjalan masuk kelas. Seperti biasanya suasana kelas selalu rame. Teman-teman sekelasnya menyoraki mereka berdua.
"Yogii..Yogi.. Modusin Nanda mlulu, ucap Tata"
"Diem lu mak lampir, jawab Yogi"
"Kamu tau gak Yog?"
"Tau apa sihh mak lampir haa?"
"Nanda akan bermain drama berpasangan dengan Fian, dari kelas Biologi sebelah.. Aku takutnya kamu gak kuat liatt hahahahaha, ujar Tata"
"Iyaa tuh Broo, cemburu pastinya kau nanti, sahut Leo"
Yogi yang mendengar ucapan mereka makin kesal, kenapa bukan dia yang mendapatkan peran itu. Kenapa malah Fian yang bisa mendapatkan peran itu.
Bel berbunyi, panggilan ketua kelas rupanya. Hasan sebagai ketua kelas langsung keluar menuju ruang kepala sekolah. Kepala sekolah mengatakan, latihan Drama akan dimulai besok setelah pulang sekolah.
Hasan sebagai ketua kelas mengumumkan kepada teman sekelasnya. Dan hari ini tidak ada mata pelajaran alias jam kosong lagi. Suasana kelas sangat ramai tak karuan. Nanda merasa terganggu dengan suara-suara itu. Nanda mengajak Tata untuk ke perpustakaan.
Akhirnya mereka berdua pergi ke perpustakaan. Nanda dan Tata memilah-milah buku yang akan dibacanya nanti. Mereka duduk berdua. Setengah jam lamanya berada di perpustakaan, Tata merasa tenggorokannya kering. Akhirnya, Tata minta ijin untuk ke kantin membeli minuman dan akan segera kembali. Rupanya dikantin ada Yogi dan 2 orang temannya. Yogi mendekati Tata, dan menanyakan keberadaan Nanda dimana. Tata memberitahu bahwa Nanda sedang berada diperpustakaan.
Yogi segera cabut meninggalkan 2 orang kawannya untuk ke perpustakaan. Yogi melihat Nanda duduk termenung fokus membaca buku. Ia langsung menghampiri Nanda dan duduk didepannya.
"Hey Nan, fokus amat baca bukunya, ujar Yogi"
"Eh kamu Yog, kirain sapa"
"Gak papa ya aku duduk disini?, tanya Yogi"
"Duduk aja gak papa, aku seneng ada temennya(sambil tersenyum)"
Yogi duduk tanpa berkutik sedikitpun. Nanda tetap fokus membaca bukunya itu. Yogi terus saja memandangi Nanda, dengan tatapan yang penuh harapan. Fian yang tadinya ingin masuk ke perpus, melihat Nanda berduaan dengan Yogi membatalkan niatnya untuk masuk. Fian mengajak temannya kembali ke kelas.
"Loh Bro, kog ngajak balik? katanya mau ke perpus?, tanya Egi"
"Males tiba-tiba, jawab Fian"
Akhirnya Fian kembali ke kelasnya. Entahlah dengan perasaannya hari ini. Rasanya tak karuan melihat kedekatan mereka berdua. Sisil tiba-tiba menghampiri Fian untuk memberikan selamat kepadanya.
"An.. selamat ya kamu terpilih menjadi pemain utama Drama loh, cakap Sisil"
"Kamu tau darimana Sil?"
"Dari mading sekolah An, tadi pagi aku liatnya"
"Oh, jawabnya cuek"
"Kog gak semangat sih? Kamu tau gak? Kamu berpasangan dengan Nanda nantinya, anak dari kelas Fisika yang cantik pintar itu. Kenal kan Nanda?"
"(terkejut)Nanda...?"
"Iya Nanda. Emb yaudah cuma mau ngasih selamat aja ke kamu An. Semangat ya besok latihan Dramanya?"
"Oh iya iya. Makasih juga infonya Sil"
Fian sangat bahagia. Ia tak menyangka akan bermain peran dengan Nanda. Ia tak bisa membayangkan betapa degg..deggan nya nati berdekatan dengan Nanda terus. Hatinya berkecamuk tak karuan.
Sekitar pukul 14.00 WIB, bel pulang berbunyi. Semua berjalan meninggalkan ruang kelas. Rupanya ibunya telah menjemput Nanda didepan gerbang sekolah. Nanda segera berjalan menghampiri ibunya.
Oke Nekx...
Besoknya pulang sekolah, nama siswa yang terpilih mengikuti Drama berkumpul di aula sekolah. Termasuk Nanda dan Fian. Sambil menunggu guru yang membimbing datang, Nanda membaca buku sebentar.
Sekitar pukul setengah tiga sore, latihan drama pun dimulai. Peran demi peran telah ditentukan. Semua berlatih sesuai dengan perannya masing-masing. Fian yang berpasangan dengan Nanda pun merasa berdebar-debar beradu akting dengannya. Tapi Nanda, sangat tenang beradu akting dengannya. Fian dan Nanda sangat romantis dan cocok memerankan peran tersebut.
Pukul 16.00 WIB, latihan drama pun diakhiri. Guru yang membimbing latihan pun mempersilahkan semuanya pulang. Tapi suasana diluar sedang gerimis, karena cuaca emang lagi musim hujan. Nanda berjalan keluar dengan tergesa-gesa. Takutnya ibunya sudah menunggunya didepan.
Ketika Nanda hampir terpleset jatuh karena lantainya yang licin, dari belakang Fian menompang tubuhnya. Mereka menatap satu sama lain. Dan seketika Nanda kaget,dan langsung berdiri tegak.
"Makasih ya An? ucap Nanda"
"Lain kali hati-hati ya Nan(sambil tersenyum)"
"Yaudah aku duluan ya An(berjalan dengan melambaikan tangannya)"
Fian pun langsung menuju parkiran untuk mengambil motornya. Dinyalakan mesinnya dan langsung tancap gass.
*******
Malam harinya, Nanda membayangkan kejadian bersama Fian disekolah. Makin hari makin bingung sendiri dengan perasaannya. Tiba-tiba rasa ngantuk nya mulai datang. Membuat Nanda akhirnya tidur pulas.
Nanda bangun lebih pagi. Mandi bersiap-siap untuk kesekolah. Tak lupa jaketnya Fian dibawanya untuk dikembalikan. Setelah itu sarapan pagi bersama orang tuanya. Nanda diantar kesekolah oleh ayahnya.
Sesampainya disekolah, ia langsung pamitan dan mencium tangan ayahnya. Ia berjalan masuk ke gerbang sekolah. Ketika akan masuk kelas, Nanda melihat Fian didepan kelasnya. Ia menghampirinya.
"An.. panggilnya pelan"
"Ada apa Nan? tumben pagi-pagi udah nyamperin, tanyanya?"
"(mengeluarkan jaket dari dalam tasnya) Ini aku kembalikan jaket yang kamu pimjamkan waktu itu kepadaku. Makasih ya An(sambil senyum)?"
"Aku aja lupa Nan hehehehe.. Makasih juga ya Nan? Wangi lagi ini"
Yogi yang melihat mereka berduaan langsung menghampiri mereka. Ditariknya tangan Nanda ke kelas. Sontak Nanda kebingungan dengan sikap Yogi. Fian sudah mengira bahwa ia cemburu melihat kedekatannya dengan Nanda. Makanya Yogi seperti itu.
"Nan.. Kenapa deket-deket dia?"
"Maksudnya apa Yog? Aku gak paham"
"Aku gak suka kamu deket Fian Nan, jawabnya kesal"
"(Nanda hanya diam)"
Yogi langsung melemparkan tasnya dan keluar meninggalkan Nanda didalam kelas. Nanda masih memikirkan dengan omongan Yogi kepadanya tadi. Ia duduk bengong. Tata datang membuyarkan bengong nya.
"Nan, pagi-pagi udah bengong aja?, ucap Tata"
"Ehh iii..iii yaa"
"Mikir apaan sih?"
"Egak mikir apa-apa kog Ta..hehehe"
Tata mengajak Nanda untuk ke kantin menemaninya makan. Akhirnya Nanda mengiyakan tawaran Tata. Mereka langsung pergi ke kantin. Mereka duduk paling pojok. Fian yang melihat Nanda disana, ingin nyamperin Nanda. Tapi ke duluan Yogi. Fian hanya memperhatikan kedekatan Nanda dan Yogi. Rasa hatinya tak karuan. Disana Yogi berusaha mendekati Nanda.
Bel masuk berbunyi,semua segera masuk kelas. Seperti biasanya pelajaran dimulai dan berakhir sekitar jam setengah 10 pagi.
>>>>>>bel pulang telah berbunyi.
Seperti biasanya, Nanda selalu berkumpul di aula untuk latihan drama. Semua telah berkumpul di aula untuk berlatih. Guru pembimbing sudah berada disana. Latihan pun segera dimulai. Gerakan demi gerakan dipragagakan. Terlihat Fian dan Nanda sangat romantis. Menimbulakan rasa baper bagi yang menonton nya. Setelah selesai, Nanda bergegas langsung pulang.
Hari demi hari berlalu. Sudah 2 minggu lebih latihan drama berlangsung. Fian semakin akrab dan dekat dengan Nanda. Saat itu juga,rasanya semakin kuat terhadap Nanda. Ia benar-benar menyukai Nanda. Tapi perasaan itu belum berani ia utarakan kepada Nanda.
Tepatnya hari ini,adalah hari terakhir berlatih Drama. Gladi bersih diadakan untuk mempersiapkan semuanya. Semuanya sudah sesuai dengan rencana. Semua kostum,alat rias,dan peralatan lainya telah dipersiapakan. Begitu juga dengan panggung pentas Dramanya. Karena besok malam, pentas Drama itu akan diadakan. Semua siswa diharapkan kedatangannya. Tak lupa orang tua siswa diundang untuk menyaksikan pentas Drama tersebut. Pentas Drama itu terbuka untuk semua kalangan.
Hari yang ditunggu pun telah tiba. Semua pemeran drama telah berada diruang make up. Terlihat sangat megah kostum-kostum yang dikenakan. Sepertinya pentas drama akan berlangsung meriah. Semua penonton tak sabar menyaksikan pertunjukan itu.
Sekitar pukul 19.15 WIB, semua pemeran drama bersiap-siap untuk tampil. Nanda terlihat sangat cantik dengan kostum yang ia kenakan. Make up dan rias wajah yang natural menambah kecantikannya. Fian sangat terpesona dengan kecantikan Nanda.
Barulah sekitar setengah delapan, pentas drama dimulai. Semua berlangsung sangat meriah. Para penonton bertepuk tangan sorak sorai. Adegan demi adegan romantis dipragakan Fian dan Nanda. Begitu sangat romantis. Fian dan Nanda tampak menikmati peran tersebut. Yogi yang melihat keromantisan mereka sangat kesal.
Pentas Drama pun berakhir sekitar jam 21.00 WIB. Dan adegan penutup drama yang dipentaskan Fian dan Nanda sangat sangat romantis. Tepuk tangan yang meriah diberikan untuk penampilan tersebut. Setelah acara selesai, Nanda dan pemain lainnya pergi ke ruang ganti dan langsung pulang.
Sesampainya dirumah Nanda langsung duduk diruang tamu bersama ayah dan ibunya. Ibunya bercerita tentang penampilan pentas drama tadi.
"Baguskan tadi bu penampilan ku bermain Drama? Hehehehe, ucap Nanda"
"Top banget Nan(sambil menunjukkan jempolnya). Cowok yang berpasangan dengan mu tadi siapa?, tanya ibunya"
"Fian bu namanya. Yang waktu itu nganter Nanda pulang sekolah"
"Wealah, ibuk sampe pangling Nan. Habisnya lebih ganteng(sambil ketawa)"
"Yaudah ya pak buk, Nanda ke kamar dulu, capek mau istirahat"
Nanda berjalan menuju kamarnya. Nanda membersihkan make up yang masih tersisa. Lalu ia tidur.
Keesokan harinya disekolah, Nanda mendapat pujian baik oleh teman-temannya. Nanda hanya tersenyum manis membalas pujian itu. Tak lupa Tata memuji Nanda,sahabat baiknya itu.
"Wah Nan, penampilan mu kemarin malam W A W alias Wawww, puji Tata"
"Mulai deh lebay nya, balas Nanda"
"Romantis banget kamu sama Fian. Kayaknya cocok kalau jadian hahaha, goda Tata"
"Omong apaan Ta...Ta"
********
Saat jam istirahat, Nanda dan Tata pergi ke kantin. Suasana kantin tampak ramai,hampir tidak ada tempat untuk mereka duduk. Tata melihat Fian yang duduk sendirian berniat mengajak Nanda untuk gabung dengannya. Nanda pun mengiyakan.
"An boleh kita duduk disini?, tanya Tata"
"Duduk aja gak papa kog"
Nanda dan Tata pun duduk bersama Fian. Tata berencana untuk meninggalkan mereka berdua, agar bisa berduaan. Akhirnya Tata meminta ijin untuk pergi ke toilet sebentar. Tata pergi meninggalkan mereka berdua.
Fian mengajak Nanda ngobrol ngalur ngidul sambil menikmati bakso mereka. Sesekali mereka tertawa kecil. Terlihat kebahagiaan terpancar dari raut wajah mereka berdua.
Saat makan bakso, disekit bibir Nanda belepotan. Fian segera mengambil tisu dan mengelapnya. Nanda terdiam sambil menatap Fian. Yogi yang tadinya ingin nyamperin Nanda,malah dibuatnya cemburu dan kesal. Yogi pun pergi setelah melihat kejadian itu.
Ketika akan keluar kelas untuk pulang, tiba-tiba Yogi menghampiri Nanda. Ia berniat untuk menawarinya tumpangan,tapi Nanda menolaknya dengan lemah lembut. Ia mengatakan bahwa ibunya sudah menjemputnya pulang. Nanda pun pergi meninggalkan Yogi.
Malam harinya, Nanda tidak bisa tidur nyenyak. Wajah Fian selalu mebayang-bayangi dirinya. Akhir-akhir ini, ia selalu memikirkan Fian. Entah ada apa dengan perasaannya itu. Apakah ia menyukai Fian. Nanda masih tidak paham dengan keadaan dirinya.
***
Esok harinya disekolah, Nanda menemukan sebuah surat dan bunga dilaci mejanya. Ia segera mengambilnya dan memasukkannya kedalam tas. Nanda tidak ingin teman-temannya tahu. Dan Ia terus bertanya-tanya dalam hati, tentang siapa yang memberikan itu semua. Ia sempat berfikiran bahwa Fian lah orangnya.
Sesampainya dirumah, dibukanya kertas itu. Dan dibaca apa isi surat tersebut.
♥ Dalamnya lautan... tak sebanding dalamnya cintaku padamu.
Banyaknya air di lautan..., perumpamaan kasih sayang ku untukmu..
NANDA..
Tak peduli duri-duri tajam melukai ku..
Peluru tembak menembus kulitku..
Atau bahkan busur panah menembus jantungku..
Aku akan tetap berjuang mendapatkan dirimu..
I LOVE YOU..
Dariku yang menyukai mu♥
Setelah membaca surat tersebut Nanda hanya tersenyum. Ia menyukai kata-kata yang dituliskan untuknya. Tapi Nanda dibuat penasaran dari siapa surat tersebut sebenarnya.
Hari ini adalah hari Minggu. Akhirnya Nanda bisa menikmati libur sekolahnya. Ia menghabiskan waktu liburnya hanya dirumah. Waktu liburnya, ia gunakan untuk hal-hal yang bermanfaat pastinya.
Pukul 09.00 WIB Tata datang kerumah Nanda untuk sekedar bermain. Nanda begitu senang karena Tata mau bermain kerumahnya. Mereka ngobrol sambil minum dan makan cemilan. Barulah ketika siang, Tata berpamitan untuk palang.
****
Setelah menikmati libur pekannya, Nanda harus kembali masuk sekolah. Seperti biasanya,setiap hari senin sekolahnya selalu mengadakan upacara bendera. Upacara bendera dimulai sekitar pukul 07.00 WIB dan selesai sekitar setengah delapan.
Saat mengikuti upacara bendera, Nanda merasakan kepalanya pusing dan matanya berkunang-kunang. Akhirnya ia jatuh dan tak sadarkan diri. Temannya yang berada disamping Nanda kaget melihat Nanda pingsan. Akhirnya Tata dan 3 orang temannya membawa Nanda ke UKS. Fian yang melihat Nanda pingsan mencemaskan keadaannya. Begitu juga dengan Yogi.
Akhirnya setelah selesai upacara, Fian langsung ke UKS untuk melihat keadaan Nanda. Ia duduk disampingnya. Tata keluar dan membiarkan Nanda didalam bersama Fian. Saat keluar dari ruang UKS, Tata bertabrakan dengan Yogi sampai ia terjatuh. Tata langusung berdiri dan marah-marah dengan Yogi.
"Kutukumpret .. Bisa gak sih kalau jalan pake mata, kesal Tata"
"Kamu yang jalan gak pake mata. Ohhh.... atau jangan-jangan segaja lagi nempel-nempel biar bisa deket aku, tukas Yogi"
"GR banget luh jadi cowok. Amit-amit gue mah modus ke situ. Palingan juga situ yang modus deket-deket gue"
"Sorry ya mak lampir... Bukan tipe gue banget hahahaa... Jadi gak usah kepedean. Ehh.. Ngomong-ngomong kog kamu gak nemenin Nanda sih?, tanya Yogi"
"Ya aku keluar lah, kan Fian udah ada didalam nemenin Nanda, jawab Tata tenang"
"Fian... berduaan didalam dengan Nanda?"
"Iyaa Fian. Udah gak usah keppo lho"
Tata pun pergi meninggalkan Yogi. Yogi memastikan tentang perkataan Tata tersebut. Dari balik pintu, ia melihat Fian didalam dengan Nanda. Fian sangat perhatian sekali kepada Nanda. Yogi yang melihat kejadian itu,amarahnya seperti ingin meledak-ledak. Yogi pun pergi meninggalkan mereka berdua.
Sesampainya dikelas, Yogi menendang kursi sangat keras. Brian yang melihat kemarahan diraut wajah Yogi, mencoba mendekatinya.
"Kenapa broo? Nendang kursi gak jelas segala. Santai lah, ucap Brian"
"Kesel gua sama Fian anak kelas Biologi sebelah"
"Fian? Anak keren yang ikut Drum Band itu? Apa hubungannya broo-brooo....Kenal juga enggak, tukas Brian"
"Masalah nya ni ya broo, deket-deket Nanda terus. Kesal gua jadinya"
"Terus kenapa lho yang sewott? Suka ya sama Nanda?, ledek Brian"
"Jangan keras-keras bicaranya. Gua udah bukan suka lagi, tapi udah cinta banget, jelas Yogi"
"Wahhhh... mending mundur aja lah broo. Saingan mu berat, ketimbang sakit hati cinta mu ditolak hahahaha"
Oke Next....
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua siswa keluar dari kelas. Tata langsung ke UKS mengantar tas miliknya Nanda sekaligus melihat keadaan nya. Tata yang melihat kesetiaan Fian merawat Nanda sampai pulang sekolah sangat kagum.
Nanda terlihat sudah baik kan. Dan Tata pun langsung masuk dan memberikan tas milik Nanda.
"(sambil memberikan tasnya Nanda) Udah enakan belum Nan?, tanya Tata"
"Alhamdulillah udah neningan kog Ta. Makasih tadi udah nganter ke UKS. Nganterin tas ku juga?, ucap Nanda"
"Iya sama-sama Nan. Makasih juga ya An udah jagain sahabatku dengan baik?"
"Iya gak papa kog Ta, balas Fian"
Rencananya Tata ingin mengantarkan Nanda pulang, tapi ia harus menjemput ibunya yang sedang ada acara arisan di luar. Akhirnya Tata langsung berpamitan untuk pulang duluan. Tak lupa ia meminta maaf kepada Nanda, karena tidak bisa mengantarkannya pulang.
Akhirnya Fian memutuskan untuk mengantarkan Nanda pulang. Ia tahu ibunya pasti akan telat menjemput Nanda. Nanda pun tidak keberatan menerima tawaran Fian.
Perlahan Fian menggandeng Nanda berjalan keluar UKS. Jantung nya berdegup kencang tak beraturan saat didekat Nanda. Nanda pun merasakan hal yang sama terhadap Fian.
Saat itu suasana diluar sangat mendung. Angin terasa sangat dingin mengenai kulit. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan seperti biasanya. Baru sampai setengah perjalanan tiba-tiba hujan turun deras. Fian segera menghentikan laju motornya dan memarkirkan nya di pinggir jalan. Karena hujan turun sangat lebat dan tak mungkin ia melanjutkan perjalanan dengan menerobos hujan yang tidak bisa dijangkau mata.
Akhirnya, Fian mengajak Nanda berteduh sambil menunggu hujannya reda. Mereka duduk berdua sambil berbincang-bincang untuk menghangatkan suasana. Satu jam lebih lamanya hujan deras pun berhenti. Hanya tersisa gerimis rintik-rintik. Fian segera mengajak Nanda pulang, takutnya hujan turun deras lagi. Tak sengaja Fian meraih tangannya Nanda dan menuntunya ke tempat motornya diparkir. Nanda hanya tersenyum. Fian meminta Nanda untuk segera naik. Diarahkannya ke dua tangan Nanda melingkar diperutnya. Nanda hanya diam tanpa angkat bicara. Dan Fian pun langsung menyalakan mesin motornya dan langsung tancap gas.
Diperjalanan, hujan rintik-rintik mengenai mereka. Nanda begitu menikmati suasana seperti ini saat bersama Fian. Ia berharap bisa lebih lama dengannya. Karna hatinya begitu nyaman ketika didekat Fian.
Akhirnya, Nanda tiba juga dirumahnya. Sudah dua kali ini Fian mengantarkan Nanda pulang. Dan seperti biasa, Fian selalu menolak untuk diajak mampir kerumahnya.
Malam harinya, Nanda terus memikirkan Fian. Ia begitu kagum dengan sikap nya yang perhatian kepadanya. Ia bertanya-tanya dalam hatinya, apakah mungkin Fian menyukainya. Namun,segera ditepisnya pikiran itu jauh-jauh.
Nanda pun duduk dimeja belajarnya dan membaca sebuah buku. Tak lupa menyiapkan mata pelajaran untuk besok. Barulah sekitar jam 21.00 WIB Nanda bergegas tidur.
Keesokan harinya, seperti biasa Nanda menemukan surat dan sebuah coklat dilacinya. Diambilnya surat dan coklat itu dan dibaca apa isi surat tersebut.
~ Terpancar senyuman manis dari wajahmu..
Pancaran sinar dari kedua matamu.,
Membuatku ingin terus menatap dan menatap
NANDA....
Engkaulah mentari yang membuat ku berhenti untuk mencari
Hanya engkau dan engkau mentari hatiku
I MISS YOU~
Lagi-lagi Nanda dibuat penasaran dari siapa semua itu. Tapi ia menyukai kata-kata romantis yang dikirimnya. Dimasukkan nya surat tersebut beserta coklat nya kedalam tas.
******
Saat Nanda ingin ke perpustakaan, ia tak sengaja berpapasan dengan Fian didepan kelasnya. Fian pun langsung menyapanya.
"Nan... mau kemana? Kog gak bareng Tata, tanya Fian"
"Mau ke perpus An. Tata ke kantin, jawabnya"
"Boleh ikut gak Nan? tanya Fian"
"Boleh kog An(senyum)"
Akhirnya mereka berdua berjalan menuju perpustakaan. Brian yang tak sengaja melihat mereka berdua langsung mencari Yogi dan memberitahukan hal tersebut. Tampak Yogi kesal mendengar apa yang dikatakan Brian sahabatnya. Ia segera memastikan mereka berdua di perpustakaan.
Yogi melihat mereka berdua duduk berhadapan sambil bersenda gurau. Yogi tak tahan melihat kedekatan mereka berdua dan ingin rasanya memaksa untuk masuk. Tapi ia memutuskan untuk pulang sekolah saja melabrak Fian.
Benar ketika pulang sekolah Yogi sudah menunggu Fian diparkiran. Yogi segera mendekati Fian.
"Ehh kamu(sambil mendorong Fian).. aku gak suka kamu dekat-dekat Nanda. Dia itu milikku. Jauhi dia!!!(bicaranya keras)"
"Kamu ini siapa nya? Pacarnya? Bukan kan, jawab Fian tenang"
"Nglunjak ya luu jadi orang(kesal). Gue gak mau tau, jauhin Nanda(mendorong Fian kedua kalinya)"
Yogi pun langsung pergi meninggalkan Fian. Fian tetap tak menghiraukan ucapan Yogi.
*******
Hari demi hari telah berlalu. Sudah kelima kalinya Nanda selalu menerima kiriman surat di laci meja sekolahnya. Dan hari ini, ia menerima kiriman surat lagi. Langsung dibuka dan dibacanya isi surat tersebut. Isi surat tersebut berbeda dari surat sebelumnya. Biasanya selalu kata-kata cinta romantis,kali ini bukan itu.
Isi surat tersebut meminta Nanda untuk menemuinya di taman sekolah. Untuk menjawab rasa penasaran Nanda, akhirnya ia memutuskan untuk ke taman sekolah. Disana ia hanya melihat Yogi. Nanda bertanya dalam hatinya, apa mungkin semua kiriman surat tersebut dari Yogi. Nanda meliaht Yogi berjalan mendekati nya.
"Nanda.... akhirnya kamu datang juga, ucap Yogi"
"Ja..ja..jadi semua kiriman surat itu dari kamu Yog?"
"Iya semua itu dari Aku Nan. (memegang tangan Nanda) Nan.. ada yang mau aku utarakan sama kamu. Aku sudah cukup lama memendam ini semua. Nan.. sebenarnya aku udah lama suka sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku?"
"(Ia melepaskan genggaman tangan Yogi) Yog... sebelumnya aku minta maaf. Kita temanan aja ya? Aku juga belum kepikiran sampai ke situ"
Nanda pun pergi meninggalkan Yogi. Bukan Yogi yang ia harapkan, melainkan Fian. Ia tahu ia telah melukai perasaan Yogi. Tapi itu lebih baik daripada harus berbohong dengan perasaannya.
Satu minggu setelah kejadian di taman itu, sikap Yogi berbeda jauh dari sebelumnya. Nanda tidak begitu memperdulikan Yogi. Toh itu juga bukan kesalahan nya. Ia berusaha melupakan kejadian waktu itu. Malah semakin hari, Nanda semakin dekat dengan Fian. Yogi yang mengetahui hal tersebut berusaha mengikhlaskan Nanda bersama Fian. Meski hatinya begitu berat.
Tak terasa sudah lama ia dekat dengan Fian. Tapi masih dengan status yang sama, hanya sebatas teman. Nanda tidak memperdulikan dengan status tersebut.
*****
Namun ketika menginjak kelas 12, Fian harus pindah rumah dan juga sekolah. Rasa berat hati,harus berpisah dengan Nanda teramat ia rasakan. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ia selalu menurut dengan kedua orang tuanya. Fian tak sempat memberitahukan hal itu kepada Nanda karena sangat mendadak sekali.
Nanda tidak mengetahui bahwa Fian sudah pindah sekolah dan juga rumah. Sudah dua hari ia tidak melihat Fian disekolah. Nanda mengira ia sedang sakit makanya tidak masuk sekolah. Akhirnya ketika ia pulang sekolah, ia bertemu Sisil. Ia pun menanyakan hal itu kepada Sisil teman sekelas Fian.
"Sil, panggil Nanda"
"Iya ada apa Nan?, tanya Sisil"
"Fian sakit ya? Dua hari dia gak keliatan, ucapnya"
"Hayohhhh kangen ya?(ledek Sisil)"
"Ya enggak, cuma nanya aja hehehe"
"Fian udah pindah sekolah Nan. Udah 3 hari yang lalu. Pindahnya juga dadakan waktu itu, jelasnya"
"Ohh pantesan. Yaudah makasih ya Sil?"
"Sama-sama Nanda"
Setelah mendengar Fian pindah sekolah,hatinya sangat sedih. Ia tampak tidak bisa menyembunyikan kesedihan diwajahnya. Seketika air matanya jatuh. Ia bergumam dalam hati bahwa ia tidak akan bisa bertemu dengan Fian lagi. Air matanya menetes deras, dan langsung diusapnya air mata itu. Ia pun langsung berjalan menghampiri ibunya yang telah menjemputnya.
Hari demi hari ,bulan demi bulan dan tahun demi tahun telah berganti. Tak terasa ia sudah lulus dari tempat ia bersekolah. Dan sudah satu tahun pula ia tidak bertemu dengan Fian. Rupanya Nanda belum bisa melupakan Fian. Ia masih mengingat setiap moment yang pernah ia lalui bersama Fian. Ia berharap Tuhan mempertemukan nya lagi dengan Fian.
Ringkas cerita...
Setelah lulus dari SMA Bina Mulya, Nanda melanjutkan kuliahnya di fakultas Hukum. Semakin dewasa, Nanda tumbuh menjadi gadis yang jauh lebih cantik. Barang siapa yang melihat nya tidak mudah mengenal Nanda. Karena Nanda sudah jauh berubah dari sewaktu ia masih SMA.
Tak terasa, Nanda telah menyelesaikan kuliahnya di fakultas Hukum tersebut. Akhirnya masa belajarnya berakhir juga. Ia tinggal memikirkan akan mengarahkan hidupnya kemana lagi.
Pada suatu hari, Nanda pergi ke sebuah toko untuk berbelanja keperluan nya. Ia membawa barang belanjaan bayak sekali. Ia nampak kerepotan membawa barang belanjaan itu. Ia berjalan cepat sambil tertunduk merapikan belanjaannya.Tiba-tiba ia menubruk seorang pria sampai barang belanjaan nya terjatuh. Nanda dan seorang pria itu segera mengambil barang belanjaan Nanda yang jatuh tanpa bertatapan wajah. Pria itu tak sengaja menyentuh tangan Nanda. Mereka langsung menatap satu sama lain dan langsung berdiri. Tiba-tiba pria itu menyebut namanya. Dan ternyata pria itu adalah Fian.
"Nandaa...?"
"(Nanda kebingungan kenapa ia bisa tahu namanya) Kamu kog tau namaku?"
"Iya kamu Nanda kan? Aku Fian Nan ..Teman SMA mu waktu dulu.Masih ingat kan?. Kebetulan banget kita bisa bertemu lagi Nan, ujar Fian"
Nanda sempat kaget dan bahkan tidak percaya bahwa Tuhan masih memberikan nya kesempatan untuk bertemu Fian.
"Fian...Kamu kog bisa disini? Bukannya kamu pindah rumah ya?"
"Kita ngobrol disana aja yuk Nan, biar lebih enak, ucap Fian"
Akhirnya mereka duduk di sebuah kedai kopi dekat toko tersebut. Mereka minum sambil bercerita satu sama lain. Satu jam lamanya mereka ngobrol setelah sekian lama tidak bertemu. Sesekali mereka tertawa mengingat masa-masa SMA yang pernah ia lalui.
Hari sudah semakin sore, Nanda berpamitan untuk pulang. Fian pun tak lupa meminta nomor handphone Nanda. Dan dengan senang hati Nanda memberikannya. Nanda pun pergi meninggalkan Fian.
Malam harinya mereka melanjutkan obrolan lewat via Whatsapp. Malam semakin larut malam, akhirnya mereka menyudahi obrolan tersebut. Dan membuat janji untuk bertemu besok di Caffe Orens.
Besoknya sekitar pukul 13.00 WIB Fian sudah menunggu Nanda disana. Tak lama berseling Nanda tiba disana. Mereka minum dan makan sambil ngobrol-ngobrol. Selesai makan, Fian mengajak Nanda untuk pergi nonton. Mereka langsung tancap gasss untuk menuju kesana.
Setelah selesai nonton, Mereka langsung pulang. Mereka berpisah ditengah jalan. Sekitar satu jam lebih akhirnya Nanda sampai dirumah. Ia sangat bahagia bisa bertemu Fian lagi.
Hari demi hari mereka lalui bersama. Susah senang mereka selalu berbagi cerita. Mereka kerap bertemu untuk menghabiskan waktu bersama. Namun,masih dengan status yang sama hanya sebatas teman dekat.
Tepatnya tanggal 22 September adalah hari ulang tahunnya Nanda. Fian ingat betul dengan tanggal lahirnya itu. Hari ini tepat hari ulang tahunnya Nanda. Fian ingin memberikan suppraise kepada Nanda. Ia mencari kue ulang tahun dan hadiah untuk Nanda. Tak lupa Fian mengirimkan pesan untuk Nanda, bahwa nanti sekitar jam 3 sore ia diminta datang ke Danau dekat taman.
Iya sekitar jam 3 sore lebih, Nanda telah tiba di danau. Fian yang melihat Nanda segera menghampirinya. Kejutan telah disiapkan Fian dengan matang-matang. Fian meminta Nanda untuk ditutup matanya terlebih dahulu. Nanda pun langsung mengiyakan.
Dituntunnya Nanda ke pinggir danau dengan mata masih tertutup. Fian segera mengambil supprraise tersebut. Fian meminta Nanda untuk membuka penutup matanya. Setelah penutup matanya dibuka Nanda terkejut dengan supppraise yang diberikan Fian.
"Selamat Ulang Tahun Nanda, ucap Fian"
"(matanya Nanda berkaca-kaca) Ya Allah An, aku saja lupa bahwa hari ini adalah ulang tahun ku. Makasih ya An?"
"(Fian hanya tersenyum)"
Fian mengajak Nanda duduk di rumahan yang ada di danau. Sebelum meniup lilinya, Nanda diminta berdoa terlebih dahulu. Setelah memanjatkan doa Nanda meniup lilin tersebut. Tak lupa Fian memberikan hadiah yang tadi dibelinya.
Iseng-iseng Fian mengambil cream yang ada di roti tersebut dan mencemongkan ke wajahnya Nanda. Fian pun langsung berlari. Nanda mencolekkan jemarinya ke cream roti tersebut,dan berlari mengejar Fian. Mereka berlari-larian tertawa gembira. Akhirnya Nanda berhasil juga mencemong kan cream itu ke pipinya Fian. Mereka terlihat sangat bahagia sekali.
Langit rupanya sudah mulai gelap, Fian mengajak Nanda untuk pulang. Fian mengantar Nanda pulang dan mengikutinya dari belakang.
Samapi rumah, Nanda langsung membuka bingkisan kado tersebut. Rupanya sebuah jam tangan dengan warna kesukaannya. Nanda langsung meraih ponsel nya dan mengirimkan ucapan terima kasih untuk semuanya tadi. Tidak menunggu lama, pesan itu pun dibalas oleh Fian. Akhirnya mereka chatan samapi larut malam.
Sekitar jam 23.20 WIB barulah Nanda tidur. Ia tidur sangat pulas sekali. Tak terasa hari pun sudah pagi. Ia segera bangun untuk mengerjakan segala aktivitasnya.
Tidak seperti biasanya, Fian yang selalu menyapanya lewat chat setiap pagi, hari ini tidak ditemukan notif chat darinya. Ia berfikiran bahwa Fian mungkin sedang sibuk. Hingga malam pun, Fian belum juga memberi nya kabar. Nanda sudah sangat menunggu pesan darinya. Rasa kantuk pun mulai menyelimutinya,hingga akhirnya Nanda tertidur pulas.
Saat Nanda bangun pun, Fian juga belum memberikan ia kabar. Nanda sangat khawatir dengan keadaan nya Fian. Ia mencoba mengirim pesan singkat untuknya. Namun juga tidak ada balasan darinya. Akhirnya Nanda memutuskan untuk menelfon nya, tapi nomornya tidak aktif sama sekali.
Hari demi hari Nanda menunggu kabar dari Fian. Barulah satu minggu kemudian Dia membalas pesan Nanda. Nanda sangat senang mendapatkan kabar dari Fian. Fian seseorang yang telah lama ia sukai.
Ternyata satu minggu yang lalu, Fian sibuk mempersiapkan acara tunangan nya dengan Sherli. Iya ayahnya Fian mengalami kebangkrutan. Dan untuk menolong bisnis ayahnya itu, Fian rela dijodohkan dengan Sherli anak rekan bisnis ayahnya yang siap membatu usaha ayahnya. Fian tidak bisa menolak permintaan orang tuanya tersebut. Meski harus dengan berat hati ia menerima nya. Meski rasa sakit harus kehilangan Nanda, wanita yang sejak SMA ia cintai.
Fian menyembunyikan semua itu dari Nanda. Ia tahu pasti dia akan sangat terluka jika mengetahui bahwa ia sudah dijodohkan dengan wanita lain.
Pada suatu hari, meski dengan berat hati, Fian berusaha ingin memberi tahu Nanda. Ia meminta Nanda untuk datang ke Danau. Tampak bahagia rasanya Nanda mendengar ajaka Fian itu. Ia mengira di danau nanti, Fian akan memberikan nya sebuah kejutan lagi. Ia berkhayal bahwa Fian akan mengutarakan perasaannya disana dan meminta Nanda untuk menjadi kekasihnya. Nanda tak sabar ingin segera sampai didanau. Ia berdandan ssecantik mungkin sebelum tiba disana.
Ketika sampai dipinggir danau, Nanda sangat degg..degggan dengan apa yang akan dilakukan Fian. Nanda tampak sangat ceria sekali. Rupanya ia tak sabar menunggu.
Namun berbeda dengan Fian. Ia tampak menahan air mata dan kesedihan yang mendalam. Rasanya ia tak sanggup memberitahukan bahwa bulan depan ia akan segera menikah. Ia tak sanggup membohongi hatinya, bahwa ia begitu mengharap kan Nanda. Ia mengharapkan Nanda lah yang kelak akan berada disampingnya samapi ajal menjemput,bukan Sherli. Dan di genggamannya telah tertuliskan undangan namanya dengan Sherli yang sebentar lagi akan diberikan untuk Nanda. Ia tak tahu apa yang akan terjadi setelah melihat undanga tersebut. Dengan langkah kaki yang berat, Fian pun melangkahkan kakinya mendekati Nanda.
"Nan.., ucap Fian"
"(hatinya degg..deggan) Iya An? ada apa ngajak ketemuan disini?, tanya Nanda"
"(memberikan undangan ke Nanda) Itu yang ingin aku sampaikan ke kamu, ucap Fian"
"(sempat terkejut,ia menahan air mata) Surat Undangan Pernikahan An? Kamu mau menikah ya An? Selamat ya An(senyum terpaksa)"
"Aku harap kamu datang ya Nan? Aku pergi dulu, ujar Fian"
Fian pun pergi meninggalkan Nanda sendirian di danau. Fian tak kuasa menahan air matanya. Sambil berjalan, ia menyeka air matanya yang jatuh. Ia tahu betul apa yang dirasakan Nanda. Ia sangat sakit dan kecewa pastinya. Seperti yang tengah ia rasakan saat ini.
Meski Nanda terlihat biasa, pasti Nanda menyembunyikan itu semua. Namun mau bagaimana lagi? Meski sakit harus tetap ia sampaikan kepadanya. Meski nantinya juga,Fian harus mengikhlaskan Nanda bahagia bersama orang lain. Fian juga berharap Nanda bisa melupakan kejadian yang pernah mereka lalui bersama. Mungkin memang Tuhan telah menakdirkan yang terbaik untuk mereka berdua seperti ini. Dengan jalan takdir yang berbeda.
Sesampainya dirumah, Nanda melupakan tangisnya. Air matanya jatuh tak beraturan. Ia tak kuasa menahan rasa sakitnya. Ia tak sanggup melihat Fian, orang yang selama ini ia harapan akan menjadi milik wanita lain sebentar lagi. Ia tak akan mungkin bisa menyatu dengan Fian seumur hidupnya. Ia telah kehilangan harapan dan mimpinya. Tangisnya pun semakin menjadi-jadi.
Ibunya yang mendengar suara tangisan dari dalam kamarnya Nanda langsung melihat apa yang terjadi dengan putrinya itu. Ia melihat putrinya menangis tak karuan. Nanda yang melihat ibunya, langsung memeluk ibunya erat sekali. Ibunya tidak tahu betul kenapa Nanda menangis sampai segitunya. Akhirnya ibunya meminta ia bercerita tentang apa yang tengah ia rasakan.
Nanda pun bercerita tentang rasa sakit yang tengah ia rasakan. Tetap air matanya mengalir deras dari kedua pelupuk matanya. Setelah bercerita panjang lebar, akhirnya ibunya mengerti tentang kesedihan yang tengah dirasakan putrinya tersebut.
Ibunya memberikan pengertian kepada Nanda putrinya tersebut. Ibunya meminta Nanda untuk mengikhlaskan Fian menjadi milik wanita lain. Ibunya tahu itu tidaklah mudah untuknya.Tapai bagaimana pun juga jodoh,rezeki,dan mati adalah ketetapan dari Tuhan.
Setelah mendengarkan nasihat ibunya itu, Nanda merasakan hatinya lebih tenang. Ia paham apa yang dikatakan ibunya tersebut. Bahwa ia harus tetap bangkit dan kuat. Ia harus lapang dada menerima semua kenyataan ini. Ia harus bisa merelakan sesuatu yang memang ditakdirkan bukan untuk menjadi miliknya. Iya dia harus bisa. Dia harus menguatkan dirinya sendiri. Itu yang ada dalam benaknya Nanda.
*******
Setalah mendengarkan KABAR TERAKHIR yang Fian katakan kepadanya waktu itu, ia tak lagi pernah menghubungi Fian. Begitupun sebaliknya.
Hari demi hari,sedikit demi sedikit, ia berusaha melupakan semua kenangan tentang Fian. Ia berusaha merifres kembali pikiran nya. Ia buang jauh-jauh nama Fian dalam ingatannya. Hari demi hari telah dilaluinya. Ia semakin menjadi wanita kuat.
Tepatnya hari ini, adalah hari dimana Fian akan melangsungkan pernikahannya. Nanda berniat menghadiri acara tersebut untuk memberikan selamat atas pernikahannya itu. Sekaligus untuk melihat Fian yang mungkin akan menjadi pertemuan terakhir baginya.
Nanda menghadiri pernikahan tersebut dengan mengenakan gaun berwarna biru muda. Ia terlihat sangat cantik mengenakan gaun tersebut. Fian tak menyangka bahwa Nanda akan menghadiri acara pernikahannya itu. Nanda memberikan ucapan selamat untuk Fian dan juga Sherli. Nanda tampak biasa saja melihat pernikahan mereka. Mungkin hatinya sudah bisa mengikhlaskan Fian bersama Sherli.
Dan setelah memberikan ucapan selamat, Nanda berjalan meninggalkan mereka berdua. Nanda berhenti sebentar, dan menoleh kearah Fian. Disana Fian pun juga menatap Nanda. Lalu seketika Nanda berbalik arah dan tersenyum. Kemudian ia melanjutkan langkah kakinya.
# Jika hatimu berani mencintai, maka kamu juga harus berani untuk kehilangan mimpi. Perihal mencintai bukan hanya soal bisa memiliki.
Namun pada kalanya, kita juga harus belajar mengikhlaskan dan merelakan tentang keinginan yang tak mungkin bisa sejalan dengan harapan. Memang tak mudah!
Tapi percayalah,sejatinya kebahagiaan dari mencintai itu terletak dari kebesaran hati diri sendiri. Kebesaran hati melihat seseorang yang kita cintai menemukan cinta sejati dalam hidupnya. Meski pada akhirnya,bukan bersama kita:)#
SELESAI

Belum ada Komentar untuk "Cerpen Remaja (Kabar Terakhir)"
Posting Komentar